Gegap Gempita Festival Kentongan
Laporan : Redaksi
BANYUMAS, (Tubas) – Festival kentongan kembali digelar di Purwokerto, pekan lalu. Konon kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak Bupati Joko Kaiman, Bupati pertama Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah sekitar satu abad yang lalu. Kentongan atau thek-thek terbuat 9 % dari bahan bambu dan kayu memang merupakan maskot masyarakat Banyumas secara turun temurun.
Festival tersebut digelar sebagai rangkaian acara Hari Jadi Banyumas ke-429. Suara kentongan yang dalam irama musik yang indah sudah ditunggu ribuan warga masyarakat Purwokerto dan sekitarnya. Sedikitnya ada 27 grup kesenian kentongan yang meramaikan acara festival. Sebab, panita pelaksana hanya mengizinkan satu kecamatan mengirimkan satu grup saja. Kabupaten Banyumas memiliki 27 kecamatan.
Satu grup kesenian kentongan terdiri 30 hingga 40 pesonil yang memainkan angklung, meniup suling, menabuh kendang dan drum yang terbuat dari kayu dan ban dalam mobil, thek-thek bambu. Rombongan yang dilengkapi spanduk grup itu dipimpin seorang mayoret dan dilengkapi sejumlah penari wanita dengan gaya khas Banyumasan. Puluhan penabuh musik tradisional meramaikan grup yang berjalan dan berlenggak-lenggok gemulai mengikuti alunan musik.
Setiap peserta dinilai oleh tim penilai dengan kriteria kostum, keserasian irama musik dan lagu yang dibawakan, kekompakan grup, ketrampilan mayoret dan semangat semua personil. Keluar sebagai juara pertama grup kentongan Paman Doplang dari Kecamatan Rawalo, juara II grup Bambu Laras dari Kecamatan Patikraja dan juara III dari Kecamatan Purwokerto selatan. (Tendy R)