Ephorus HKI Pdt Firman Sibarani Desak PT TPL Jangan Memblokir Jalan Umum di Dusun Nagasaribu
TARUTUNG, (tubasmedia.com) – Ephorus Huria Kristen Indonesia (HKI) Pdt Firman Sibarani MTh mendesak PT Toba Pulp Lestari (TPL) tidak menutup jalan umum yang mengakibatkan masyarakat kesulitan berangkat ke ladang tempat mata pencaharian mereka.
Hal itu dikatakan Pdt Firman saat berkunjung ke lokasi penutupan jalan masyarakat umum di Dusun Nagasaribu Siharbangan, Desa Pohan Jae, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Semestinya pemerintah harus membangun jalan ini untuk masyarakat. Itu mestinya dan bukan ditutup oleh TPL seperti sekarang. Jalan ini sudah ada sejak dulu sebelum TPL ada.
‘’Kasihan sekali sama masyarakat yang tidak punya akses jalan lagi ke tempat mata pencaharian mereka. Ini pesan kami ke TPL dan pemerintah agar segera membuka jalan ini, agar ada akses masyarakat ke tempat mata pencaharian mereka. TPL jangan sekali-kali mengklaim ini jalan mereka, ini jalan warga NKRI,’’ tegas Pdt Firman menambahkan bahwa kenyataan jalan ini ditutup oleh TPL sehingga mengganggu kegiatan masyarakat.
Namun PT TPL membantah telah memblokir dan menutup akses jalan masyarakat menuju areal mata pencaharian
Menurut pihak TPL, kegiatan yang ada di lokasi tersebut hanyalah upaya untukmemastikan agar area tersebut aman selama berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan.
TPL hanya memastikan agar area tersebut aman selama berlangsungnya kegiatan operasional. Perusahaan masih memberikan akses bagi masyarakat yang ingin melakukan aktivitas penyadapan kemenyan di area konsesi TPL dan bukan di area APL.
Sebelumnya puluhan masyarakat adat dan kalangan mahasiswa sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa ke Kantor DPRD, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Jumat (31/1).
Dalam orasinya mereka meminta DPRD Taput segera memerintahkan PT Toba Pulp Lestari (TPL) menghentikan penanaman eukaliptus di wilayah tanah adat.
Selain itu massa juga mendesak Bupati dan Kapolres Tapanuli Utara segera menindak tegas pelaku pemblokiran jalan yang selama ini digunakan sebagai akses umum masyarakat Nagasaribu, Purbasinomba, dan Parlombuan dalam melakukan aktivitas pertanian kemenyan.(sabar)