Encik Dari Malaysia Ya…

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

SUASANA – Salah satu kios penjaja garmen dan tekstil di Pasar Baru, Bandung yang dikunjungi pembeli (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

BANDUNG, (TubasMedia.Com) – ‘Encik dari Malaysia ya,’’ pertanyaan semacam ini pasti sering kita dengar manakala kita berada di Pasar Baru, Bandung, Jawa Barat. Dan pertanyaan ini muncul saat orang-orang Malaysia sedang mencari teman-temannya yang sedang belanja di pasar tersebut.

Tidak hanya itu, teriakan para pedagang kain dan garmen di Pasar Baru saat menawarkan barang dagangannya-pun kepada setiap orang yang melewati areal berdagang, sudah pakai aksen Malaysia. ‘’Ayo..ayo encik, silakan, mari bawa oleh-oleh ke Malaysia, ayo silakan masuk encik,’’ kata seorang wanita penjaga toko kaos oblong khas Bandung. Padahal yang ditawari belum tentu orang Malaysia, mungkin orang Bandung sendiri.

Tapi begitulah kesannya Pasar Baru, Bandung bahwa pelancong atau calon pembeli ke sana sepertinya dimonopoli masyarakat dari Malaysia. ‘’Apalagi Jumat, Sabtu dan Minggu, pasar ini sudah seperti pasarnya Malaysia, penuh sesak oleh orang-orang Malaysia,’’ jelas beberapa anggota Satpam kepada tubasmedia.com yang melakukan kunjungan kerja bersama Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang Pemasaran dan P3DN, Fauzi Aziz, Kamis silam.

Sejak beberapa waktu silam, Bandung memang menjadi tujuan wisata belanja orang Malaysia khususnya baju-baju muslim. Selain harga yang sangat bersaing, mutu garmen dan tekstil dari Bandung sangat bisa dibanggakan.

Satu potong T-Shirt, saja yang dijual Rp 65.000 per helai jika beli lusinan, di Malaysia kata pedagangnya, harga ecerannya bisa mencapai RM38 atau setara dengan Rp 190.000. ‘’Jadi harga garmen kita sangat murah sehingga Malaysia belanja baju ke sini,’’ tambah pedagang kaos itu.

Fauzi Aziz menyatakan memang Pasar Baru adalah pasar unik sebab barang-barang yang didagangkan sangat bagus dan amat murah dibanding daerah lain apalagi dibanding dengan luar negeri. Hanya saja mungkin, barang-barang yang didagangkan tidak sepenuhnya buatan Indonesia, tapi paling tidak sebagian besar barang dagangang itu adalah produk local.

‘’Tempat ini sudah pasti mendukung kelangsungan hidup industri garmen. Industri garman nasional terfasilitasi via Pasar Baru, jadi kehadiran Pasar Baru sangat positif,’’ katanya.

Yang menarik lagi kata Fauzi, di Pasar Baru hampir semua kebutuhan tamu tersedia, bahkan untuk semua umur pedagang menyediakannya. ‘’Mau baju orok ada, baju remaja siap dan baju anak dewasa hingga yang tua tersedia dalam beragam jenis dengan harga yang sangat kompetitif,’’ katanya.

Hanya saja katanya, kenyamanan dan keamanan pengunjung serta kebersihan pasar harus terus ditingkatkan, khususnya areal parkir sudah harus disediakan secara aman dan tertib sehingga para tamu yang dari luar negeri dan lokal, tidak sulit memarkir kendaraannya.

Menurut pandangan mata, Pasar Baru sudah sangat padat. Mulai dari lantai dasar sampai lantai paling atas, hampir tidak ada lagi yang kosong. Para pengunjung juga saling berhimpit saking sesaknya. Demikian juga pedagang, cukup padat. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah seluruh pedagang yang menempati kios di Pasar Baru adalah warga negara Indonesia atau sudah adakah yang berpindahtangan ke orang Malaysia. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS