Dalam Kesendirian

Oleh: Fauzi Azis

DALAM setiap kehidupan manusia, apapun kedudukan sosialnya, baik di keluarga dan di tengah masyarakat maupun dalam negara dan bangsa, biasa saja secara psikologis, seseorang akan mengalami kesendirian. Perasaan ini muncul bisa digerakkan oleh alam sadarnya maupun alam bawah sadar.

Penyebabnya juga bermacam-macam, bisa seseorang merasa gagal karena ide-ide briliannya ditolak mentah-mentah oleh komunitas dalam lingkungannya. Bisa juga upaya besar yang dilakukannya dirasakan tidak mendapatkan dukungan dari pihak lain, sementara dirinya beranggapan bahwa apa yang dilakukan telah dikerjakan dengan penuh kesungguhan, kerja keras siang malam dan penuh pengabdian yang tulus.

Kondisi semacam ini jamak saja terjadi dalam situasi dan kondisi apapun. Orang bijak mengatakan, hal-hal semacam itu jangan dibawa tidur sebab hal itu hanya perasaan saja seperti dalam kesendirian.

Orang bijak lainnya yang lebih agamis memberikan nasehatnya, lakukanlah shalat malam seraya berdoa memohon ampun dan pertobatan atas segala dosa dan kesalahannya yang telah diperbuat dan senantiasa memohon lindungan dari-Nya.

Inilah sesungguhnya sikap bijak yang seharusnya dilakukan tatkala seseorang sedang mengalami kegundahan dalam kehidupannya. Tidak perlu bersikap reaktif, melakukan pembelaan diri secara terbuka dengan nada penuh kekecewaan yang memuncak, yang bisa jadi malah menimbulkan bahan cibiran dan tertawaan dari orang-orang yang memang sedang dalam posisi ingin selalu mengganggu jalan hidupnya.

Kesendirian adalah sebuah peristiwa sesaat dalam kehidupan dan dimensi psikologisnya terlahir karena perasaannya sendiri sepertinya orang-orang di sekitarnya atau masyarakat tidak mempercayainya lagi.

Sebagai orang yang beriman percayalah bahwa tidak akan pernah seseorang akan mengalami kesendirian dalam hidupnya karena agama manapun mengajarkan agar dalam hidup itu selalu penuh berkah maka lakukan silaturahim dengan siapapun tanpa memandang pangkat dan jabatan, kedudukan dalam lingkungan sosialnya dan asalnya.

Semua sama di mata Tuhan. Kebaikan pasti akan dibalas dengan kebaikan. Kejujuran dan ketulusan pasti akan dibalas dengan kejujuran dan ketulusan juga, begitu seterusnya siklus kehidupan yang normal dan kehidupan seseorang.

Karena itu percayalah konsep kesendirian tidak ada dalam kamus kehidupan. Yang ada dan yang pasti ada sebagai mahluk Tuhan dan mahluk sosial hanyalah persaudaraan, perasaan senasib sepenanggungan, kebersamaan, saling menghormati dan saling menghargai, saling memberi dan menerima tersebut.

Bilamana kita merasa memiliki sikap hidup dalam kesendirian maka cepat-cepatlah dibuang jauh-jauh dari kehidupan karena sikap ini bisa menghasilkan dampak destruktif secara fisik dan mental seseorang dan manakala berlangsung lama bisa saja mendatangkan sikap perlawanan atau penentangan.

Lantas apa yang sebaiknya dilakukan agar seseorang terbebas dari suasana hidup dalam kesendirian, beberapa di antaranya dapat dilakukan hal-hal sebabagi berikut :

1) Muliakan persahabatan dengan siapapun, di manapun dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dan tanpa pamrih, niscaya kemuliaan tersebut akan mendapatkan balasan kemuliaan di sisi Tuhan.

2) Penuhilah janji yang pernah diucapkan karena janji adalah hutang, baik hutang kepada sesama manusia maupun hutang kepada Sang Pencipta dan bilamana janji tersebut belum bisa dipenuhi maka nyatakan dengan sejujurnya dan diikuti dengan permohonan maaf.

3) Hiduplah bersahaja, realistis tidak kemaruk karena segala yang dimilikinya saat ini (jabatan, kekuasaan, harta benda dan ilmu pengetahuan) hanyalah titipan Tuhan, manakala seseorang telah meninggalkan dunia fana, semua yang dimiliki dan dikuasainya tidak ada satupun yang dibawanya ke dalam alam kubur.

4) Berdoalah selalu dan panjatkan permohonan kepada Tuhan di setiap akan mengambil keputusan-keputusan penting yang akan berdampak luas maupun tidak berdampak luas akan kehidupan seseorang di masyarakat.

5) Bersikaplah adil menurut kaidah-kaidah yang universal dan jauhi sikap conflict of interest.

Semoga hidup ini terbebas dari perasaan dalam kesendirian. ***