Berharap Figur-figur Hebat di Kabinet

Loading

Laporan : Redaksi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kabinet mendatang diharapkan lincah dan professional agar lebih mampu menghadapi tantangan zaman. Selain itu, jika masyarakat diikutsertakan dalam proses mencari figur menteri, diperkirakan kabinet mendatang akan diisi oleh orang-orang hebat.

Demikian petikan wawancara tubasmedia.com dengan pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing, dan Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Pengembangan Bisnis (LPPMPB) Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Sahat Marojahan Doloksaribu, di Jakarta, beberapa hari lalu.

Menurut Emrus, pengikutsertaan masyarakat dalam proses mencari calon menteri untuk kabinet mendatang, seperti yang digagas oleh presiden terpilih dan wapres terpilih, Joko Widodo – Jusuf Kalla, akan memunculkan figur-figur hebat, yang selama ini “terpendam”.

Ia mengatakan, Indonesia memiliki banyak orang hebat, yang dia sebut sebagai “mutiara-mutiara”, yang selama ini tidak memungkinkan muncul dalam pemerintahan dan dunia politik kita, karena terbentur pada sistem politik itu sendiri. Banyak hambatan yang mengakibatkan mereka tidak dapat dan atau tidak mau tampil.

“Nah, dengan diberikannya kesempatan kepada masyarakat memberikan nama-nama dan kementerian yang tepat untuk nama itu, maka orang-orang hebat akan tampil,” kata Emrus, yang juga Direktur EmrusCorner, yang antara lain, aktif menyelenggarakan diskusi publik.

Ia berpendapat, penjaringan figur pemimpin oleh masyarakat dan kemudian ditampilkan di facebook akan memperketat sistem pemilihan anggota kabinet. Tapi, nama-nama itu harus diseleksi lagi oleh tim khusus yang dibentuk presiden dan wakil presiden terpilih untuk memastikan apakah bakal calon memenuhi kriteria atau tidak.

Selanjutnya, diharapkan, nama-nama yang lolos itu memasuki tahap lanjutan seleksi, semacam lelang jabatan atau fit and proper test. Lebih baik lagi, hasil seleksi lanjutan menetapkan tiga calon untuk setiap kementerian. Sedang finalisasi, siapa yang lolos jadi menteri, tentunya di tangan presiden dan wakil presiden terpilih, setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi, nanti.

Teknologi Komunikasi

Sementara itu, Sahat Marojahan mengatakan, melibatkan masyarakat secara langsung dan terbuka untuk mencari figur menteri sangat dimungkinkan dengan tersedianya teknologi komunikasi. Melibatkan masyarakat tentu dimaksudkan terutama untuk mencari figur yang tidak terkenal atau bukan bagian dari elite politik, tetapi memiliki kapasitas memadai atau profesional.

Dikatakan, sebagian anggota kabinet pasti dari kalangan elite, namun jika masyarakat mampu mengusulkan beberapa dari kalangan tak terkenal, tapi profesional dan bersih, pastilah akan lebih mudah mengintegrasikannya ke dalam tim dan lebih mudah menjaganya tidak terkontaminasi oleh sistem politik yang masih rentan menjadi alat partai.

Sahat Marojahan, yang juga Dosen Fakultas Teknik UKI, mengemukakan, yang juga penting, melihat struktur organisasi kabinet, supaya lebih relevan menghadapi tantangan zaman. Di antaranya, diperlukan kementerian yang mengurusi persoalan kependudukan; pangan; pengelolaan sumber daya alam laut (tidak hanya sekadar perikanan laut); perubahan iklim dan hutan; pembangunan daerah tertinggal, pengelolaan sumber daya alam dan masyarakat adat; serta yang menangani masalah-masalah khusus.

“Tokoh atau bukan tokoh yang memiliki kapasitas dengan atau tanpa pendapat dari masyarakat luas dapat didudukkan di kementerian yang sesuai dengan uraian tugas dan target pekerjaan yang jelas. Hal seperti itu akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kabinet ke depan,” katanya. (ender)

CATEGORIES
TAGS