Benahi Infrastruktur Pelabuhan di Indonesia

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut, Kemenhub, Capt.Boby R.Mamahit akan membenahi infrastruktur di sejumlah pelabuhan di Indonesia. Dengan demikian, kapal berukuran di atas 3.000 TEUs bisa masuk di dermaga konvensional dan tidak lagi terhambat serta waktu tunggu kapal bongkar muat bisa lebih cepat.

Bobby mengatakan, banyak perusahaan pelayaran yang mengeluhkan infrastruktur di pelabuhan, khususnya Tanjungpriok, Belawan Medan, Makassar dan Surabaya. Akibatnya, timbul biaya tinggi dan berakibat masyarakat juga yang menanggungnya, karena harga jual barang di pasaan menjadi naik pula.

“Ini kami lakukan untuk memperlancar pelayanan di pelabuhan sesuai keinginan Menko Perekonomian,” ujar Bobby kepada wartawan, baru-baru ini. “Terutama pelabuhan domestik masih perlu dibenahi,” tambahnya.

Sedangkan Asosiasi Pemilik Kapal Niaga Nasional atau INSA. (Indonesia National Shipps Owners Association) sebelumnya mendesak pemerintah memprioritaskan pengembangan infrastruktur pelabuhan, ketimbang menjalankan proyek pendulum nusantara. Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto mengatakan, penggunaan kapal di atas 3.000 TEUs yang menjadi persyaratan pelaksanaan jalur pendulum nusantara, sulit dilaksanakan karena infrastruktur pelabuhannya belum mendukung.

Kedalam kolam pelabuhan dan aluran pelayaran pada dermaga konvensional rata-rata hanya bisa melayani kapal di bawah 2000 TEUs. Dia menilai proyek pendulum nusantara terlalui dipaksakan oleh pihak Pelindo, padahal infrastruktur pelabuhan tidak memadai, khusunya Tanjungpriok. “Benahi dahulu pelabuhannya, dan kepastian jumlah muatan, bukan mewajibkan setiap pelayaran harus pakai kapal di atas 3.000 TEUs,” tegas Carmelita.

Menurutnya, kegiatan angkutan laut domestik belum membutuhkan kapal berkapasitas 3.000 TEUs ke atas, atau 5.000 TEUs, sehingga proyek pembangunan jalur pelayaran Pendulum Nusantara yang sudah digembar-gemborkan Pelindo ll belum dibutuhkan.

Saat ini, jalur tersibuk yakni Jakarta-Belawan dan Surabaya-Makassar, baru bisa menggunakan kapal di bawah 2.000 TEUs. Masalah utamanya ada di muatan yang masih belum berimbang. Selain itu kedalaman alur pelayaran, serta fasilitas pelabuhan yang terbatas. (red/anthon)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS