Baja Nasional, Terancam
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Keberadaan industri baja nasional, kini dalam ancaman. Saat ini, 60% kebutuhan baja nasional masih harus dimpor dari luar negeri salah satunya dari Cina. Lalu bagaimana produksi baja kita supaya meningkat, sebab sampai saat ini kebutuhan baja kita tinggi tapi kemampuan supply dalam negeri kita rendah.
Hal itu diungkapkan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta kemarin. Kemudian Putu mengingatkan adanya ancaman terhadap industri baja nasional
Menurutnya, kurangnya pasokan dari industri baja nasional, lantaran, kurangnya bahan baku material, maupun perlambatan ekonomi global. “Kita hanya bisa memenuhi 40 persen dari kebutuhan. Dengan ancaman harga seperti ini (murah) bisa lebih berat lagi. Yang bisa mengalahkan harga itu kan tingginya volume. Makin tinggi volume, harga juga bisa ditekan. Untuk itu kita harus dorong supaya produksi baja kita bisa tinggi,” kata Putu.
Putu menambahkan, saat ini, impor baja Indonesia mencapai 4 juta ton per tahun. Baja tersebut digunakan untuk sektor otomotif dan pembangunan infrastruktur.
“Impor baja kita 4 juta ton. Otomotif, infrastrukutur kontribusinya besar. Kita harus punya upaya untuk memenuhi kemandirian di bidang baja. Kita bisa memenuhi 60 sampai 70 persen saja sudah cukup siginfikan. Kalau tergantung impor daya saing kita akan gamang,” ujar Putu. (sabar)