Warga Protes Proyek Pembangunan PLTU
Laporan: Redaksi
CILACAP, (Tubas) – Unjuk rasa warga di jalan utama menuju proyek pembangunan PLTU Unit II Jawa Tengah di Desa Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Sabtu lalu, sempat ricuh.
Pasalnya, pengunjuk rasa yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Mitra Mandala memblokade pintu masuk jalan utama menuju proyek tersebut di Jalan Wiling, Desa Penggalang, Kecamatan Adipala.
Warga merasa berang. Sebab, di saat situasi memanas, sebuah truk proyek memaksa keluar dengan menerobos kerumunan massa. Oleh karena tindakan tersebut, massa berusaha menghalangi truk. Bahkan, beberapa orang sempat memukuli sopir truk tersebut.
Namun, pemukulan itu dilerai polisi yang mengamankan unjuk rasa tersebut, dan mempersilakan truk untuk lewat. Meski begitu, massa tidak bisa mengendalikan emosi. Mereka melempari truk tersebut menggunakan batu.
Emosi massa akhirnya reda setelah Project Manager PLTU Bunton, Djarot Hutabri, datang menemui mereka untuk melakukan negosiasi.
Dalam pembicaraan tersebut, beberapa perwakilan warga menuntut penyelesaian pembayaran perbaikan Jalan Laut yang menghubungkan Adipala-Bunton, perbaikan Jalan Wiling-Wlahar-Adipala, penyelesaian pembayaran atau pelunasan kepada kontraktor dan penyuplai lokal, serta adanya peluang pekerjaan, usaha, dan suplai material bagi warga lokal sebagai perwujudan otonomi daerah Cilacap.
Warga juga menuntut aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh subkontraktor Argawastu, Jakarta dihentikan hingga ada penyelesaian pembayaran.
Djarot Hutabri mengatakan, apa yang dituntut warga masih dalam proses dan pihaknya telah berupaya mensosialisasikannya melalui kepala desa setempat.Dikatakannya, pihak PLTU berharap ada perwakilan warga yang dapat mendampinginya setiap kali melakukan pertemuan dengan sejumlah instansi terkait.
“Dengan demikian, semua perkembangan dari tuntutan tersebut dapat segera disosialisasikan kepada warga,” ujarnya.
Seraya menambahkan bahwa pihaknya juga telah berkomunikasi dengan PT CHI (China Harbour Indonesia. “Kontraktor ini sepakat untuk menghentikan sementara operasional Argawastu hingga ada pembayaran,” imbuhnya. Namun, katanya, pihak PLTU tidak bisa menghentikan operasional Argawastu secara sepihak karena telah terikat kontrak.
Warga pun akhirnya menunjuk tiga perwakilan, yang terdiri dari Ketua Pokja Mitra Mandala Kuat Darmawan, Wakil Ketua Pokja Mitra Mandala Miswanto, dan seorang anggota bernama Nunung untuk mendampingi Djarot saat melakukan sejumlah pertemuan. Saat ditemui wartawan, Djarot mengatakan, tuntutan warga tersebut sebenarnya masih dalam proses dan akan dipenuhi semua.
“Ini sebenarnya ada masalah komunikasi antara kami, proyek, dan warga. Sosialiasasi sebenarnya telah dilakukan tetapi tidak sampai kepada warga,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pokja Mitra Mandala Miswanto mengatakan, pihaknya menyayangkan belum terselesaikannya pembayaran perbaikan Jalan Laut. “Perbaikan Jalan Laut sudah dilaksanakan dan hampir selesai, namun hingga saat ini SPK-nya (surat perintah kerja) dan anggaran belum turun,” ujarnya. (estanto)