Tiga Perusahaan Kapal Asing Hengkang dari Belawan

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

MEDAN, (TubasMedia.Com) – Semakin tidak memadainya lahan Pelabuhan Belawan membuat perusahaan pelayaran dari tiga negara mitra dagang utama Sumatera Utara (Sumut) menjadi gerah. Pasalnya, antrean truk yang semakin panjang membuat proses bongkar-muat bertambah lama. Tidak ayal, kapal menunggu dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan kerugian.

Menurut informasi satu perusahaan pelayaran dari Taiwan sudah menarik kapalnya, sedangkan kapal berbendera Korea dan Hongkong bersiap untuk meninggalkan Belawan. “Ini sudah masalah yang klasik. Dan dunia usaha sudah terus menyuarakan supaya ada perluasan. Namun, kita tidak pernah melihat ada upaya untuk mengatasi masalah ini. Buktinya, kapasitasnya tetap segitu-segitu saja. Jadi wajarlah kalau sudah ada tiga perusahaan pelayaran yang menarik kapalnya. Karena potensi kerugiannya memang cukup besar,” ungkap Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Hervian Tahier, Kamis silam.

Hervian mengatakan, hal ini semakin menjadi sorotan karena pembangunan infrastruktur tidak secepat pertumbuhan jumlah kapal yang bongkar-muat. Apalagi, volume ekspor-impor terus meningkat yang otomatis semakin menambah kesemrawutan Pelabuhan Belawan.

“Solusinya memang hanya mempercepat Kuala Tanjung agar peningkatan tersebut bisa diantisipasi. Pertumbuhan pun bisa tetap terjaga dan perusahaan pelayaran dari negara lain bisa aman bermitra dengan kita,” katanya.

Dia mengemukakan pihaknya sangat berharap pembangunan Kuala Tanjung terus jalan, bahkan kalau bisa dikebut guna membantu kelancaran perdagangan dan industri.

Pelabuhan Kuala Tanjung sangat strategis karena berada pada lintasan pelayaran kapal dagang dunia dan memiliki kedalaman mencapai 16 meter sehingga tidak membutuhkan dana lagi untuk melakukan pengerukan dermaga sandar kapal.

Berusaha Keras

Sementara itu, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, Alfred Nasser, di Medan beberapa waktu lalu mengungkapkan saat ini pihaknya berusaha keras untuk dapat meningkatkan pelayanan di Pelabuhan Belawan. Namun, tambahnya, dipastikan sulit untuk menampung lebih banyak lagi arus barang ekspor dan impor karena area dermaga dan peralatan yang sangat terbatas.

Dia mengatakan pula studi kelayakan untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sudah rampung dilakukan oleh tim ahli dan dicanangkan pada tahap pertama akan dilaksanakan pembangunan dermaga sepanjang 1.000 meter, yaitu setelah dicapainya kesepakatan di tingkat kementerian selaku regulator.

“Jadi, tidak ada pilihan lain kecuali beralih memacu pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, dengan proyeksi mampu menampung setidaknya 22 juta teus barang ekspor dan impor, yang berarti akan mengungguli kemampuan Pelabuhan Singapura, sehingga akan bisa menjadi salah satu pusat pengendali perdagangan dunia,” ungkapnya.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumut, Purnama Dewi, mengungkapkan, salah satu pertimbangan investor masuk ke satu daerah adalah ketersediaan infrastruktur mulai dari jalan, pelabuhan dan lain-lainnya.

“Ini tentu sangat dibutuhkan demi melancarkan operasional usahanya. Nah, kalau menyangkut Pelabuhan Belawan, memang sudah tidak memadai. Tapi sudah ada juga proses pengembangan di sana. Meski sudah ada juga Kuala Tanjung yang ke depannya bisa mengakomodir kebutuhan pelabuhan, tapi tetap juga ada kepentingan untuk mengembangkan Pelabuhan Belawan,” ujarnya.

Memicu Kerugian

Pengamat ekonomi dari Universitas Negeri Medan, M Ishak, mengatakan, pertumbuhan yang tidak seimbang dengan pembangunan Pelabuhan Belawan bisa memicu kerugian besar bagi Sumut. “Karena perusahaan pelayaran asing juga berpikir tentang profit taking. Jadi kalau rugi, lebih baik cari pasar lain yang infrastrukturnya lebih memadai,” katanya.

Menurutnya, untuk jangka pendek, Kuala Tanjung bukan sebuah solusi. Sebab, pengusaha juga akan berpikir ulang karena akan menambah biaya logistik mengingat jaraknya yang memutar sehingga memakan waktu lebih lama. “Jadi lebih bagus Pelabuhan Belawan dibenahi dulu. Kuala Tanjung bukan solusi jangka pendek, tapi untuk jangka panjang,” katanya. (tim)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS