Tak Perlu Bangun Industri Turunan CPO
Laporan: Sabar Hutasoit

Ir Maruli Gultom
JAKARTA, (Tubas) – Pemerintah Indonesia tidak perlu sibuk merancang persiapan membangun industri pemroduksi turunan minyak sawit (CPO – Crude Palm Oil). Kita lebih baik konsentrasi menjadikan negeri ini sebagai negara penghasil CPO yang kuat di hulu dan tidak perlu sibuk mengurus hilirnya.
Demikian Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI), Ir Maruli Gultom kepada Tubas di kantornya, Selasa. Sebelumnya kepada Maruli yang pernah berkecimpung di bidang industri CPO dan perkebunan sawit milik Astra International, diminta komentar sekitar ramainya usulan agar Indonesia membangun industri hilir pemroduksi turunan CPO, supaya nilai tambahnya dinikmati masyarakat Indonesia.
‘’Itu tidak benar. Selisih keuntungan menjual CPO dibanding menjual produk hilir tidak terlalu besar bahkan bisa-bisa tidak ada. Jadi buat apa kita urus yang hilir, biarlah itu jadi milik negara lain,’’ kata Maruli.
Belum lagi kata Maruli, jika Indonesia memasuki industri hilir, produk kita akan sulit dipasarkan karena belum punya merek dagang yang bisa dijual di pasar internasional.’’Jadi biarlah kita tetap menjadi negara penghasil CPO terbesar dan kita jadikan Indonesia kuat di hulu. Artinya, seluruh negara pemroduksi industri turunan CPO harus berinduk ke Indonesia sebagai pemasok CPO’’ katanya.
Namun lanjutnya, agar impian menjadikan Indonesia ‘’penguasa’’ CPO di hulu, pemerintah harus menyiapkan aturan agar impian itu menjadi kenyataan. ‘’Indonesia punya potensi tampil sebagai negara yang kuat di hulu. Itu bukan sekadar angan-angan tapi nyata adanya,’’ katanya.
‘’Tapi harga CPO masih ditentukan di Amsterdam dan bukan di Indonesia ?,’’ tanya Tubas yang dijawab sambil senyum ‘’itulah yang perlu dibenahi pemerintah kita…” ***