Syukur Itu Indah

Loading

Oleh: Budi Mangesti N

ilustrasi

ilustrasi

SYUKUR…mungkin adalah satu kaya yang sering kita dengar, sangat sering bahkan terutama saat seseorang selamat dari kecelakaan atau suatu keadaaan yang menurutnya itu sebuah musibah. Namun apakah syukur itu juga kata yang sering kita ucapkan bahkan kita renungkan? Baik dalam keberuntungan maupun ketidakberuntungan. Karena jika syukur itu mampu kita wujudkan dalam setiap desah nafas ini, maka kelak kita akan selalu merasa bahwa hidup ini sebenarnya begitu indah.

Ada beberapa cara agar kita mampu mewujudkan rasa syukur itu. Pertama adalah berusaha menerima apa pun yang telah kita miliki. Dengan kata lainnya adalah narima. Pengertian narima di sini bukan berarti kita hanya diam dan tidak berusaha untuk mendapatkan yang lebih baik lagi, tetapi narima di sini berarti keadaan hati yang tenteram, bukan orang yang enggan bekerja. Orang yang narima berarti orang yang beruntung dalam hidupnya, karena ia unggul di atas perubahan keadaan yang selalu berganti (tidak kekal).

Kedua adalah berusaha berpikir positif. Artinya dengan berpikir positif dalam setiap keadaan yang menimpa kita, kita akan mampu mewujudkan rasa syukur itu, terutama saat duka sedang menyapa kita. Oleh karena rasa positif menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga tidak ragu-ragu ketika menerima musibah apa pun, sebab menyadari bahwa hidup manusia ada dalam kekuasaan Tuhan. Jadi, dengan kemantapan hati dan berpikir rasional seseorang menghadapi saat duka itu.

Contohnya saat seseorang kehilangan harta bendanya karena bencana alam, perampokan atau mungkin kecerobohannya sendiri. Dalam keadaan seperti itu hendaknya kita cepat-cepat berpikir positif, yaitu mencari hikmah yang tersirat di balik semua itu. Salah satunya adalah menyadari atau berpikir bahwa hal itu adalah cara Tuhan menuntun hambaNya agar tidak lekat hatinya dengan barang-barang duniawi.

Sadar bahwa barang-barang dunia memang tidak ada yang abadi dan barang yang kita anggap sebagai milik kita, sebenarnya adalah pinjaman sementara yang harus dirawat, digunakan dengan baik, dan suatu saat kita harus mengembalikannya jiwa masa pakai selesai.

Dengan berpikir positif atau berprasangka baik terhadap Tuhan, maka kita sudah menunjukkan bahwa kita adalah hamba Tuhan yang percaya pada kekuasaanNya. Berarti kita juga yakin bahwa Tuhan akan menjadi segala sesuatunya indah di kemudian hari melalui syukur kita. Seperti cerita di bawah ini.

“Saat aku masih kecil, ibuku sedang menyulam pada sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai melihat ke atas dan menanyakan apa yang ia lakukan. Jawabnya, ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Aku memberitahu kepadanya bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang kusut.

Dengan tersenyum, ibu memandangiku dan berkata dengan lembut, “Anakku, lanjutkanlah permainanmu sementara ibu menyelesaikan sulaman ini. Selesai nanti kau akan kupanggil dan duduklah di atas pangkuanku untuk melihat sulaman ini dari atas.”

Aku heran mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian ibu memanggilku dan menyuruhku duduk di pangkuannya. Saat di pangkuan ibu, aku merasa heran dan kagum karena melihat bunga-bunga yang indah dengan latar belakang matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Ibu kemudian berkata, “Anakku, sulaman ini memang terlihat kusut dan kacau dari bawah, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola. Sekarang, setelah melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari yang sudah ibu lakukan.” (ref:NN)

Dari cerita di atas kita dapat memetik sebuah hikmah bahwa serumit atau seruwet apa pun hidup yag kita rasakan ini, tetaplah bersyukur dan percaya bahwa semua ini rencana Tuhan yang paling indah dan cara Tuhan menuntun kita untuk menjadikan hambaNya lebih baik lagi.

Ketiga adalah berusaha memaksimalkan apa yang telah Tuhan anugerahkan dan berikan kepada kita. Seharusnyalah kita sebagai hambaNya mengetahui cara bersyukur yaitu: dengan berusaha semaksimal mungkin menjadi manusia yang lebih baik dan berguna. Tentunya tugas dan peran setiap pribadi manusia tidaklah sama di dunia ini. Semua itu sesuai dengan takdir masing-masing.

Keempat adalah merenungkan dan merasa-rasakan apa pun yang Tuhan berikan. Dengan sering bersyukur dan merenungkan makna kehidupan, kita akan semakin menyadari bahwa sebenarnya setiap pribadi berharga dan istimewa bagi Sang Pencipta.
Apabila pikiran itu ibarat air sabun yang diaduk dalam sebuah gelas kaca, maka semakin banyak sabun yang tercampur, akan semakin keruh air dan semakin cepat mengaduknya akan semakin kencang pula pusarannya.

Merenung adalah jalan untuk menghentikan adukan tersebut. Biarkan air berhenti perlahan, maka secara perlahan-lahan air menjadi jernih dan akan mampu meneruskan cahaya. Begitu pula dengan hati kita jika hati sudah bersih dari segala onak-onak yang mengotori kalbu, maka kita akan mampu menerima tuntunan Tuhan.

Kelima, yang dapat kita lakukan untuk mengasah kepekaan kita terhadap nikmat yang Tuhan berikan adalah dengan memperhalus budi pekerti. Caranya dengan mengendalikan diri pada perbuatan buruk dan sering membantu orang dalam kesulitan dengan keiklasan dan tanpa pamrih apa pun, maka kepekaan untuk merasakan nikmat yang diberikan Tuhan akan tumbuh. Dengan demikian kita akan lebih merasa bersyukur dan merasa keadaan kita lebih baik dari yang sudah-sudah. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS