Setya Novanto Kebal Hukum, Terbukti Terlibat Korupsi, Tapi Belum Dijadikan Tersangka

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Nama Ketua DPR RI Setya Novanto telah beberapa kali sejak kasus dugaan korupsi proyek KTP Elektronik (e-KTP) dibongkar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dugaan keterlibatannya dalam skandal e-KTP bahkan telah terungkap melalui keterangan sejumlah pihak dalam persidangan di PN Tipikor, Jakarta, namun Setya Novanto belum dijadikan tersangka

Dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (20/4/2017) lalu, misalnya, saksi Johanes Richard Tanjaya menyebut Novanto menerima aliran duit dari proyek E-KTP sebesar 7 persen dari nilai proyek E-KTP.

Johanes merupakan teman dekat Andi Narogong, pengusaha yang disebut-sebut sebagai makelar proyek E-KTP.

Setelah beberapa sidang itu, nama Novanto juga terungkap dalam sejumlah keterangan para saksi. Bahkan ada keterangan dari Irman yang kini menjadi terdakwa kasus itu tentang dugaan keterlibatan Novanto.

JPU dari KPK juga menganggap Novanto turut menerima uang hasil korupsi pengadaan KTP elektronik tahun anggaran 2011-2012. Tim JPU KPK, Irene Putrie mengungkapkan aliran uang ke Novanto melalui pengusaha Andi Narogong.

“Itu yang diterima Andi yang kita anggap akan mengalir ke Setya Novanto,” kata Irene Putrie di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (22/6/2017).

Irene menegaskan KPK akan terus menelusuri berbagai dugaan aliran uang e-KTP ke berbagai pihak, termasuk ke Novanto

Sebagai informasi, dalam tuntutan JPU, ada indikasi kerja sama antara Novanto dan terdakwa dalam urusan penganggaran e-KTP. Kala itu, Novanto masih menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar.

“Telah terjadi kerja sama yang erat dan sadar yang dilakukan oleh para terdakwa dengan Setya Novanto, Diah Anggraini, Drajat Wisnu Setiawan, Isnu Edhi Wijaya dan Andi Agustinus alis Andi Narogong,” ucap Jaksa Mufti Nur Irawan saat membacakan surat tuntutan Irman dan Sugiharto di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (22/6/2017). (red)