Produksi Teh PTPN VIII Belum Mencapai Target
Laporan: Redaksi

Ilustrasi
BOGOR, (TubasMedia.Com) – Perusahaan perkebunan negara, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII hingga kuartal pertama tahun ini belum berhasil mencapai target produksi teh. Namun, perusahaan itu tetap optimistis produksi teh tahun ini akan lebih baik dari tahun lalu karena faktor cuaca yang mendukung. Target produksi teh tahun ini sebanyak 49.005 ton dan tahun lalu 41.116 ton. Pada kuartal ini, produksi teh PTPN VIII kurang dari 95 persen dari yang ditargetkan sebesar 11.132 ton.
Sekretaris Perusahaan PTPN VIII Gunara menjelaskan belum maksimalnya produksi teh kuartal ini karena curah hujan yang tinggi. Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan perubahan tunas daun melambat. Padahal, tanaman teh sangat bergantung pada suplai sinar matahari.
Memasuki kuartal kedua ini Gunara memprediksi akan mulai terjadi transisi dari musim penghujan ke musim kemarau. Pada kuartal kedua 2012, PTPN VIII mentargetkan produksi teh 13 ribu ton atau naik 16,8 persen dibanding target produksi teh sepanjang kuartal kedua lalu. Selain faktor cuaca, target tahun ini akan tercapai karena perusahaan terus menggalakkan intensifikasi tanaman. Upaya tersebut misalnya pemupukan, pengolahan tanah, panambahan organik dan pengendalian hama tanaman teh.
Teh adalah komoditas unggulan PTPN VIII. Selain menanam teh, perusahaan ini juga menanam karet, sawit, kakao, dan kina. Luas areal teh PTPN VIII mencapai 114 ribu hektar yang terbagi dalam tujuh perkebunan dan terpusat di Jawa Barat. Ketujuh perkebunan teh tersebut berada di Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Subang dan Garut.
PTPN VII tahun ini mentargetkan pendapatan Rp 2 triliun. Angka tersebut naik sekitar 11.11% dibanding tahun sebelumnya Rp 1.8 triliun. Direktur Untama PTPN VIII Bagas Angkasa pernah mengatakan, kenaikan pendapatan akan mendorong perolehan laba bersih tahun ini. Laba bersih tahun ini ditargetkan mencapai Rp 270.25 miliar. Angka tersebut tumbuh sekitar 15 persen dibanding laba bersih perseroan pada tahun ini sebesar Rp 235 miliar.
Kenaikan pendapatan perseroan selain disumbang dari penjualan komoditas utama perseroan, juga karena masuk ke industri hilir. Adapun komoditas yang member kontribusi terhadap pendapatan perseroan adalah karet mencapai 50 persen, teh 30 persen, dan 20 persen minyak sawit mentah. Kontribusi komoditas karet meningkat sekitar lima persen lantaran perseroan pada tahun ini tidak lagi diproduksi. Tahun ini lahan cokelat seluas 700 hektar ditanami karet . (syamsul)