Presiden SBY Marah, Ngaruh Gak?

Loading

Oleh : Sabar Hutasoit

SBY

SBY

TAMPAKNYA tidak ada pengaruh apa-apa tuh. Buktinya, seluruh bahan pokok masyarakat berada pada level harga yang amat teramat tinggi. Artinya, tingkat harga yang kini mencekik leher rakyat itu, tidak hanya sekedar karena naik akibat suasana bulan puasa atau menjelang lebaran. Tidak! Pokoknya tidak wajarlah.

Malah usai SBY marah-marah mengomeli sejumlah pembantunya di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, besoknya harga cabai melejit naik hingga mencapai angka Rp 150.000 per kilonya. Jadi marahnya SBY tidak ngaruh alias tidak direken.

Para menteri yang sempat diomelin SBY juga anteng-anteng saja tuh, tertawa kwkwkwk seperti tidak ada masalah terhadap dirinya dan terhadap negeri ini.

Barangkali sasaran amarah SBY tidak kena alias salah alamat atau sikonnya tidak tepat. SBY saat itu berucap kalau instruksinya kepada Wakil Presiden Boediono dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa sudah sangaa jelas. Tapi kenapa instruksi tidak dijalankan. SBY saat marah meragukan apakah Boediono dan besannya Hatta Rajasa tidak membaca undang-undang.

Demikian juga lampiasan amarahnya kepada Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian karena dianggap lamban membenahi pengadaan dan penstabilan harga daging sapi. Sementara untuk Menkum Ham, SBY menyoroti soal kerusuhan di LP Klas Satu Tanjung Kusta Medan dan sejumlah soal lagi yang membuat SBY mumet.

Namun jika kita tarik garis lurus, kesalahan yang dilakukan para pembantu SBY mungkin dilakukan karena didesak situasi. Maksudnya ? Yah, itu tadi sikonnya tak tepat. Lihat saja kesibukan masing-masing pembantunya. Sebut saja Boediono yang kini bingung soal statusnya pada kasus Bank Century. Apakah dia akan masuk penjara atau tidak ? Ini kan bisa menyita perhatiannya, sehinga tidak sempat lagi mikirin rakyat.

Demikian juga Hatta Rajasa yang sudah digadang-gadang para pensiunan jenderal untuk jadi capres 2014. Sudah pasti Hatta Rajasa sibuk mempersiapkan segalanya untuk merebut kursi RI-1 dari tangan besannya SBY. Jadi tak ada lagi waktu melaksanakan perintah SBY.

Akan halnya Gita Wirjawan, namanya juga termasuk kesohor untuk ikut maju dalam konvensi capres Partai Demokrat dan disebut sebagai calon kuat merebut kursi RI-1 dari SBY pada 2014 mendatang

Menteri Pertanian Ir H Suswono juga demikian. Tokoh PKS ini seperti kita tahu, partainya sedang dirundung duka terkait masalah impor daging sapi. Lalu Menkum Ham Amir Samsudin, juga demikian. Dia sibuk mengurus konvensi capres Partai Demokrat.

Jadi itu tadi aja. Mereka para menterui yang sedang dapat marah dari bosnya, kini supar sibuk, double atau mungkin triple casting.

Karena itu, seberapa tinggi-pun amarah manajernya, pasti gak ngaruh sebab sikonnya tidak mendukung. Yang dimarahin pasti bergumam, kalau dirinya sedang super sibuk bahkan ada yang kehidupannya terancam oleh jeratan hukum.

Seharusnya, jika mau lebih bijak, Presiden SBY harus memahami kesibukan para pembantunya dan agar kesibukan para pembantu itu tidak terganggu dan instruksinya SBY bisa dilakonkan di lapangan, para menteri yang adalah pembantu presiden, sebaiknya diberhentikan.

Biarlah para menteri yang sibuk itu mengurusi kesibukan pribadinya di luar urusan pemerintah dan serahkanlah urusan negara kepada figur-figur yang siap secara murni mengurus negeri ini.

Jangan diberikan tugas dan tanggungjawab kepada figur yang mendua apalagi untuk urusan pribadinya selalu menggunakan fasilitas negara. Yah… berabelah negeri ini. ***harga sembako

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS