Pengusaha Terasi Sumenep Perlu Dibantu Pemasaran

Laporan: Redaksi

SUMENEP, (TubasMedia.Com) – Para pengusaha terasi di Kabupaten Sumenep, ternyata masih kesulitan memasarkan dari hasil produksinya. Selama ini, mereka hanya menjualnya di pasar-pasar tradisional di luar pulau Madura, belum pernah ke perusahaan-perusahaan besar.

Seorang pengusaha terasi asal Sumenep, Asyari Fauzan (51) bercerita, sejak dulu dirinya bersama pengusaha terasi lainnya mengalami kesulitan pemasaran. Menurut dia, pada umumnya terasi di Sumenep dijual kepada para pedagang di pasar luar pulau Madura, sehingga tak jarang para pedagang tersebut mempermainkan harga menjadi sangat murah.

“Padahal, terasi di sini bagus dibandingkan dengan daerah lain. Ya, tapi terkendala dengan pemasaran, sehingga kami menjualnya dengan harga yang murah,” katanya, baru-baru ini.

Setiap bulan, lanjut dia, mereka mampu memproduksi terasi 6 ton hingga 8 ton, dengan mengeluarkan biaya antara Rp60 juta sampai Rp80 juta. Namun, jika keberuntungan tidak berpihak kepada mereka, terkadang hanya mendapat uang kurang dari modal yang telah dikeluarkan.

Pemasaran terasi ke luar pulau Madura, di antaranya Probolinggo, Jember, Kraksan, Lumajang dan Banyuwangi. Mereka mengirim langsung tanpa ada permintaan dari para pedagang di sana, sehingga harga bisa dipermainkan oleh pedagang di pasar lokal tersebut.

Untuk harga terasi, sangat bervariasi dari jenis bahan baku yang digunakan. Jika terasi lokal dengan bahan baku udang rebon local, harganya antara Rp37 ribu hingga Rp48 ribu per kilogram. Sedangkan terasi yang terbuat dari bahan baku udang luar Madura, hanya berkisar antara Rp12 ribu sampai Rp26 ribu per kilogram.

Minimnya kemampuan para pengusaha, akhirnya tidak bisa menembus ke perusahaan besar. Mereka berharap kepada pemerintah, agar dibentuk koperasi untuk menampung dan memasarkan produksi. Sehingga, pemasaraannya bisa lewat satu pintu dan lebih mudah mengontrol harga yang lebih berpihak kepada pengusaha terasi lokal. (anthon)