Mengapa Teman Meninggalkan Kita?

Loading

“Ini soal kesejahteraan. Dengan Malaysia mereka mendapat suplai gaji, fasilitas pendidikan semua disiapkan negara Malaysia. Mereka mendapatkan pekerjaan yang memadai. Bahkan penduduk di sana dikuliahkan di Medan sama Malaysia,” ujarnya.

Sebagai bangsa kita berharap pemerintah pusat segera bertindak. Jangan sampai soal penduduk dan perbatasan ini menjadi bumerang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan Tommy Harun (TH) mengatakan, tiga desa di Kecamatan Lumbis Ongong, yaitu Sumantipal, Sinapad, dan Kinokod, dengan luas wilayah 54 ribu hektar memang sudah lama menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia.

“Karena koordinat, Malaysia mengklaim itu masuk ke wilayah mereka. Sedangkan Indonesia juga sama mengklaim itu masuk wilayahnya,” kata TH.

Menurut TH, permasalahan ini sebenarnya sudah lama terjadi sejak dua puluh tahun silam. Namun, ujar TH, tidak ada upaya dari pemerintah pusat untuk menanggulanginya.

“Istilahnya, sudah lelah kami melaporkan ke pemerintah pusat. Mereka melemparkan dan hanya menyalahkan kami jika ada kasus seperti ini,” ujarnya.

TH mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah klaim Malaysia itu. Namun warga setempat seolah lebih rela bergabung ke negeri jiran ketimbang Indonesia.

“Ya, ibaratnya Malaysia yang lebih memberikan kesejahteraan dan akses transaksi perdagangan lebih dekat,” ujarnya. Niat mereka ingin gabung dengan Malaysia sudah membesar sepuluh tahun belakangan ini.

Minimnya penjagaan perbatasan, tutur TH, juga menyebabkan interaksi antara warga Malaysia dan Indonesia menjadi lebih intens. Artinya, iming-iming Malaysia dalam mendoktrin warga tiga desa itu untuk bergabung menjadi tidak terbendung. Wajar saja jika warga kita itu meninggalkan para sahabatnya sebagai bangsa karena mungkin mereka diwongke (dimanusiakan) di negeri Jiran sana. ***

1
2
CATEGORIES
TAGS