Membangun Industri PLTP Nasional, Jangan Pertanyakan Harga
BANDUNG, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian menyambut baik keinginan berbagai pihak untuk membangun industri pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Program itu mendukung kemandirian industri dalam negeri. Terkait dengan itu, sudah sejak beberapa tahun lalu Kemenperin mendorong pengembangan industri barang modal di dalam negeri, termasuk untuk kebutuhan ketenagalistrikan.
Hal itu dikemukakan Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Kemenperin, Teddy C. Sianturi, sebagai salah seorang pembicara dalam Workshop “Membangun Industri PLTP Nasional” di Bandung, Selasa (21/10). Workshop yang dibuka oleh Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT), Budi Darmadi, yang diwakili Teddy Sianturi, itu, diikuti peserta, antara lain, dari Kemenperin, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Pertamina, PLN, LEN, Kementerian Kehutanan, dan sejumlah industri yang bergerak di bidang pengembangaan prasarana dan sarana ketenagalistrikan. Para peserta workshop, meninjau PLTP Kamojang di Garut, Rabu (22/10).
Kepala BPPT Unggul Priyanto yang ditanya tubasmedia.com di lokasi workshop mengemukakan, PLTP sebagai salah satu sumber energi, yang benar-benar ramah lingkungan dan terbarukan. Indonesia punya potensi besar panas bumi yang terletak di berbagai provinsi, yang belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Ia mengatakan, BPPT concern membangun potensi panas bumi, terutama PLTP skala kecil, dalam upaya menekan penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Konsumsi BBM cenderung meningkat, sementara produksi menurun, dan pada satu waktu akan habis. Maka PLTP jadi salah satu alternatif untuk pengadaan energi.
Dikemukakan, pasar PLTP jelas ada, yakni PLN. Tapi, diakui pengembangan PLTP belum optimal, karena masalah harga dan lokasi, yang umumnya hutan. Masalah harga jadi soal utama, karena berdampak pada tarif jasa atau produk. Lantaran itu, harus dicari soluasi untuk menekan harga.