Kemenperin dan Pemerintah Wakayama Buka Peluang Kerja Sama Industri
INDUSTRI INTERNASIONAL – Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Harjanto bersama Director General of Planning Departement Wakayama Prefectural, Japan Ichiro Takase melakukan penandatanganan Joint Statement yang disaksikan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka Wisnu Edi Pratignyo dan Deputy Chief of Mission, Embassy of Japan Mr. Kozo Housei di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 11 Oktober 2017.-tubasmedia.com/ist
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Indonesia dan Jepang saling membuka peluang kerja sama di sektor industri dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara. Apalagi, selama ini hubungan bilateral telah terjalin baik hingga lebih dari setengah abad.
“Oleh karena itu, kami bersama Pemerintah Prefektur Wakayama sepakat untuk meningkatkan sinergi antara komunitas industri kedua belah pihak agar memanfaatkan bisnis potensial dalam pengembangan di sektor manufaktur,” kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian RI, Harjanto di Jakarta, Rabu (11/10).
Hal tersebut disampaikannya pada acara penandatanganan Joint Statement antara Kemenperin RI yang diwakili oleh Harjanto dan Pemerintah Prefektur Wakayama diwakili Director General of Planning Department, Wakayama Prefectural Government of Japan, Ichiro Takase di Kemenperin, Jakarta.
Adapun enam butir cakupan kerja sama yang telah disepakati dalam Joint Statement tersebut, yaitu pertukaran informasi di bidang pengembangan industri dan kerja sama teknik, pelaksanaan kegiatan bersama untuk seminar dan pameran, serta keikutsertaan dalam pameran internasional dan business matching.
Selanjutnya, pertukaran misi bisnis, pertukaran pengetahuan dan tenaga ahli, serta kerja sama di bidang lainnya yang dapat segera diimplementasikan.
“Kami juga berharap kepada Konsulat Jenderal Indonesia di Jepang, kiranya dapat menjembatani aktivitas dan kegiatan yang akan dilaksanakan nanti sesuai yang tertuang dalam Joint Statement tersebut,” ujar Harjanto.
Menurutnya, Jepang merupakan mitra dagang terbesar kedua setelah Tiongkok. Total transaksi antara Indonesia dan Jepang pada triwulan II tahun 2017 mencapai USD14,8 miliar atau naik sebesar 4,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD14,1 miliar.
“Jepang turut berperan dalam memacu pembangunan ekonomi Indonesia, antara lain melalui bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama di sektor industri,” ujar Haranto.
Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, total investasi Jepang di Indonesia mencapai USD19,7 miliar. Sektor industri otomotif, elektronika, serta makanan dan minuman memiliki kontribusi terbesar dari total investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2017.
Harjanto menyebutkan, Kemenperin RI aktif melakukan kerja sama dengan beberapa pihak dari Negeri Sakura, di antaranya Japan International Cooperation Agency (JICA), New Energy Technology Development Organization (NEDO), dan The Japan External Trade Organization (JETRO). (sabar)