Industri Nikel Butuh Fasilitas Tax Holiday
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Indonesia Morowali Industrial Park (IMIPI), produsen nikel di Sulawesu Tengah (Kawasan Industri Morowali) membutuhkan insentif pembebasan pajak dalam kurun waktu tertentu (tax holiday) agar industry tersebut dapat beroperasi maksimal. Pasalnya, investasi yang dibutuhkan untuk membangun industri ini besar.
Hal itu dikatakan CEO IMPI Gropu, DR Ir Alexander Barus, MA, MBA dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin. Total nilai investasi untuk NPI sebesar US$ 635 juta dan untuk integrasi dengan industry stainless steel membutuhkan investasi sebesar US$ 100 juta dan akan lebih cepat terealisasi apabila pemerintah memberi fasilitas tax holiday.
Fasilitas ini juga , tambah Alex, jika segera terealisasi akan semakin menambah kepercayaan investor asing untuk menanam modalnya di Indonesia.
Pertusahaan ini juga katanya akan mengembangkan investasi sampai dengan 3 tahapan untuk mencapai kecukupan bahan baku nikel pada pengembangan stainless steel. Rencana pengembangan investasi ini sampai dengan stainlees steel pada tahun 2018 dan hingga saat itu perusahaan akan melahirkan 30 sampai 60 unit industri hilir.
Dikatakan, pembangunan smelter 1 oleh PT Sulawesi Mining Investment, dengan kapasitas 300.000 mtpa NPI & 2×65 MW pembangkit tenaga listrik batubara sudah diresmikan Presiden Jokowi 29 Mei 2015, terintegrasi dengan pabrik stinless steel kapasitas 1 juta mtpa yang akan mulai beroperasi Nopember 2016.
Smelter ke-2 dikelola PT Guang Ching Nickel & Stainless Steel Industry dengan kapasitas 600.000 mtpa, dengan pembangkit listrik tenaga batubara 2×150 mw, sampai saat ini sudah memasuki tahapan konstruksi dan diperkirakan selesai April 2016.
Sementara itu smelter ke-3 dan Staniless Steel kapasitas 1 juta mtpa dikelola PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel dengan pembangkit listerik tenaga batubara 2×150 mw diperkirakan selesai Desember 2016.
Sebelumnya Menteri Perindustrian Saleh Husin menyampaikan apresiasi terhadap PT Indonesia Morowali Industrial Park beserta group yang telah membangun dan mengembangkan kawasan industri berbasis nikel di lokasi terpencil dan minim infrastruktur.
Pada 2019, dengan terbangunnya pabrik stainless steel berkapasitas 2 juta ton dan berkembangnya industri-industri hilir lainnya diperkirakan Kawasan Industri Morowali Tsingshan akan menyerap 80.000 tenaga kerja.
Kawasan industri Morowali Tsingshan sendiri sudah dimulai dengan pembangunan smelter tahap pertama oleh PT Sulawesi Mining Investment yang merupakan perusahaan patungan Bintang Delapan Group dan investor Tiongkok, Tsingshan Group.
Kawasan industri yang merupakan “joint venture” Bintang Delapan Group Indonesia dan Tsingshan Group dari Tiongkok itu merupakan tempat pengolahan berbasis nikel seluas 1.200 hektare dan akan dikembangkan menjadi 2.000 hektare. (sabar)