Industri Alat Berat Lokal Belum Mampu Penuhi Kebutuhan Nasional

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

SERIUS- Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (IPAMP), Teddy Sianturi (kiri) serius mendengar arahan Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT), Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi (kanan) disaksikan Kasubdit Industri Peralatan Pabrik dan Alat Mesin Pertanian dan Alat Berat, Dade Suatmadi (tengah) sesaat sebelum meninjau pabrik alat berat milik Caterpillar di Cileungsi, Jawa Barat, Kamis pekan silam. (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Total kebutuhan alat berat di Indonesia sepanjang 2011 mencapai 15.000 unit sementara produsen dalam negeri hanya mampu melayani sekitar 7.000 unit yang artinya, lebih dari separuh kebutuhan nasional masih harus diimpor. Tahun 2010 saja, nilai impor alat berat mencapai angka US$ 2 miliar sementara nilai ekspor US$ 450 juta.

Hal itu diungkapkan Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi saat tampil sebagai pembicara apada acara Supplier Day PT Caterpillar Indonesia di Cibubur, Kamis silam. Usai acara, dilanjutkan peninjaun pabrik.

Turut hadir dalam kesempatan itu, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian (IPAMP) Teddy C Sianturi dan Ganeral Manager PT Caterpillar Indonesia, Kenneth Bixby.

Budi menambahkan kebutuhan alat berat di dalam negeri setiap akan bertumbuh mengingat Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah dan terus tumbuh perekonomiannya.

Hal ini terlihat dari pesatnya pembangunan di sektor konstruksi, aktivitas pertambangan, kehutanan dan perkebunan yang tentu saja membutuhkan dukungan suplai alat-alat berat yang kuat. Faktor inilah yang mendorong berkembangnya industry alat berat di Indonesia yang terus setiap tahun meningkat dari tahun ke tahun.

Dengan pertumbuhan 10 -15 persen keb utuhan alat berat setiap tahun, maka kebutuhan alat berat tahun 2012 diperkirakan mencapai 17.000 unit dan untuk tahun 2015 diperkirakan mencapai angka 24.000 unit.

‘’Data menggambarkan peluang pasar yang sangat besar dan menarik bagi investor untuk penanaman modal dan meningkatkan kapasitas produksinya di sektor industry alat-alat berat,’’ kata Budi.

Di bagian lain keteragannya dikatakan pemerintah akan memberikan dukungan dan fasilitas bagi investor yang akan menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan masuknya investasi tersebut, diharapkan dapat memperluas lapangan pekerjaan dan sekaligus mempercepat lajunya pertumbuhan industry dan ekonomi bangsa yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Pemerintah juga katanya menggalakkan program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) terutama untuk proyek-proyek pemerintah dan BUMN. Berbagai fasilitas diberikan kepada industry yang teklah memiliki nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Untuk itu diharapkan industri alat berat dalam negeri khususnya PT Caterpillar Indonesia dapat terus meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam proses produksinya. Hal imni dapat diwujudkan melalui pembangunan kerjasama antara industry alat berat dengan industri komponen dalam negeri untuk pemenuhan kebuhan bahan baku atau komponen alat berat.

TKDN PT Caterpillar Indonesia, untuk excavator 20 ton telah mencapai angka 39 persen sementara untuk skidder mencapai 44 persen. Diproyeksikan tahun 2012, TKDN tersebut bisa meningkat di atas 50 persen. (sabar)

CATEGORIES
TAGS