Gobel: Industri RI Tetap Kalah Bersaing, Kenapa ?
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Di tengah perlambatan ekonomi dunia saat ini, sektor industri di Indonesia harus bisa meningkatkan daya saingnya.
Tapi apa daya, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah kondisi industri di dalam negeri. Lantas apa yang menyebabkan industri dalam negeri tidak bisa berbuat banyak?
Mantan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel punya jawabannya, menurutnya lemahnya daya saing industri dalam negeri karena maraknya produk-produk impor dengan kualitas rendah alias ‘KW’ yang membanjiri setiap sudut pasar di Indonesia.
“Kenapa industri kita kalah saing, ketimbang dengan Vietnam yang baru menjadi anggota ASEAN? Kenapa kita selalu kalah, mana mungkin industri dalam negeri kita bisa bersaing, industri kita bisa kuat, jika kita melawan produk impor dengan harga yang lebih murah lagi, belum lagi produk itu impor ilegal,” ungkap Gobel dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Gobel mencontohkan produk impor asal China yang membanjiri pasar Indonesia menjadi ancaman besar bagi industri dalam negeri, dengan kualitas yang jauh dari standar dan juga harga yang jauh lebih murah. “Kalau Cina itu KW 2 KW 3, udah KW 2 KW 3, harganya murah. Dan tidak membayar segala macam bea masuk dan segala macamnya, kalau disini kita pajak itu bayar dimuka, belum laku harus bayar (pajak), sedangkan mereka (produk Cina) engga bayar, bagaimana kita mau bersaing. Nah ini sulitnya,” paparnya.
Tak hanya di situ kata pengusaha ini, keberpihakan pemerintah dalam melindungi industri dalam negeri juga dirasa hanya maju mundur, kadang ada kadang juga tidak ada. “Kalau keberpihakan, sebutulnya sudah ada tapi juga kadang kala tidak ada, ataupun kurang. Ada karena ada kebijakan yang sudah dibuat, tetapi kenyataanya kenapa industri kita tetap kalah bersaing,” ujarnya.
Untuk itu kata Gobel pemerintah perlu lagi memperhatikan kondisi industri dalam negeri saat ini, dengan benar-benar melindungi eksitensi mereka dari serangan-serangan produk impor. (red)