FOSWAN Bekasi Siap Hadang Teroris

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

BEKASI, (Tubas) – Suasana sangat meriah terlihat di Masjid Al Hidayah Kompleks Perumahan Kompas, Kabupaten Bekasi. Sekitar 3.000 jamaah terlihat antusias menghadiri ceramah agama oleh Prof DR KH Said Aqiel Siradj, MA serta Habib H. Ali Assegaf.

Kondisi bangsa yang memprihatinkan ditambah lagi dengan maraknya ancaman terorisme menggugah Forum Shilaturrahim Warga Nahdliyyiin (FOSWAN) Kabupaten Bekasi menggelar acara ini.

Tujuannya untuk mencerahkan wawasan warga Nahdliyyiin agar lebih meningkatkan kualitas pemahaman akidah, baik di kalangan pemuka agama, maupun jamaah. Sekaligus sebagai benteng utama untuk menghindari pengaruh faham yang mengarah pada terorisme.

Ketua Umum FOSWAN, Zainul Akifin A. Abbas mengatakan, untuk melawan terorisme yang terpenting adalah membentengi Islam agar tidak menjadi radikal. “Radikalisme beda dengan terorisme. Kalau terorisme jelas perbuatannya tetapi radikalisme itu ada di kepala, sambil menunggu momen yang tepat untuk melakukan aksi kekerasan ,” ujarnya.

Menurut dia, seseorang akan menjadi teroris setelah dia radikal terlebih dahulu. Oleh karena itu perlu upaya mengembalikan warga masyarakat menjadi warga yang menghargai perbedaan serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pesantren adalah benteng terakhir Islam di Indonesia, oleh karena itu pesantren harus dilindungi dari kelompok-kelompok radikal. Dari data Departemen Agama jumlah pesantren di Indonesia sebanyak 24.600 buah dan sekitar seratusan termasuk kategori radikal.

Menurut Agus Muhammad, Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) menyebutkan hasil penelitiannya, ada sekitar 123 pesantren yang masuk dalam kategori radikal. Pesantren tersebut tidak mengakui demokrasi, menyebarkan paham tidak mengakui NKRI, Pancasila dan yang paling berbahaya adalah menganggap dirinya paling benar. Bahkan, sebagian bukan hanya sekedar radikal tetapi sudah menjadi sarang pembinaan kader-kader teroris.

Menurutnya, belum lama ini terungkap bahwa Pesantren Umar bin Khattab di Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah meledak menjadi terorisme. Mereka sangat militan dan gigih mengajak kelompok lain untuk bergabung menjadi teroris. “Ini yang harus diwaspadai kita semua,” tambah Agus ketika ditemui tubasmedia.com di Hotel D-Wangsa saat belangsung diskusi Menangkal Paham Deradikalisme dan Terorisme.

Agar terosisme tidak menjalar ke masyarakat, menurut Agus, harus ada upaya untuk memaksimalkan organisasi masyarakat untuk tetap netral, yang tidak ektrem kanan maupun ektrem kiri. Bagaimana caranya? Bisa dengan bersikap adil dan toleran kepada golongan masyarakat yang heterogen. Dengan demikian, katanya, jika semua berjalan beriringan diharapkan upaya menghadang teroris akan berhasil di kemudian hari. (rudi kosasih)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS