BDR di Humbahas Terkendala Jaringan Internet

Loading

PASANG BALIHO – Ketua K3S Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbahas, Alpon Tambunan SPd bersama sejumlah guru, Senin 3/8 sedang pasang baliho di Paranginan. -tubasmedia.com/edison oppusunggu

 

DOLOKSANGGUL, (tubasmedia.com) – Guna memutus penyebaran  Covid 19 bagi seluruh masyarakat, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Pemkab Humbahas) telah meniadakan belajar tatap muka di seluruh tingkatan sekolah dan menetapkan pembelajaran dilakukan melalui Belajar Dari Rumah (BDR) Daring dengan menggunakan metode melalui model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS).

Namun Kebijakan itu tidak selalu benar dan dapat dilaksanakan dengan baik sebab antara kemampuan orang tua mempersiapkan fasilitas buat anak dan jaringan internet yang kurang memadai ditambah kemampuan guru dan siswa yang tidak semuanya memahami LMS melalui jaringan internet, mengakibatkan pelaksanaan BDR terkendala terutama di pedesaan.

Demikian Kepala SD Negeri 173327 Bahalimbalo yang juga Ketua K3S Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbahas, Alpon Tambunan SPd Senin 3/8 di Paranginan.

Meski demikian kata Alpon ,alasan keselamatan dan kesehatan  anak didik, pendidik  dan seluruh warga dalam lingkungan pendidikan menjadi  pertimbangan utama dalam pelaksanaan BDR yang mungkin tidak sama pelaksanaan penugasan di setiap daerah.

Seperti yang di alami Satuan Pendidikan  tingkat Sekolah Dasar  di Kecamatan Paranginan. Kata dia, keterbatasan orang tua  menyediakan fasilitas bagi anak dan jaringan internet kurang memadai sehingga  BDR tidak bisa terlaksana lewat Daring.

“Oleh karena itu, kepala sekolah dan para guru melakukan kerja sama melaksanakan kegiatan  ajar mengajar dengan Luring  mengantar dan menjemput tugas siswa ke  rumah-rumah, ” jelasnya.

Di tempat terpisah, Kepala SDN 175776 Pearung Silo, Belton Marpaung mengaku selama 2 minggu terakhir fihaknya melaksanakan BDR dengan cara  mendata siswa setiap kelas siapa yang sanggup melaksanakan BDR Daring setelah dikomunikasikan dengan orang tua dan siswa yang tak bisa Daring, maka dilakukan kunjungan guru ke rumah siswa untuk  memberikan materi dan penugasan.

Guru memilih materi yang prioritas untuk dibelajarkan baik Daring atau Luring dengan kunjungan ke rumah. Tidak boleh tugas diberikan tanpa ada pembelajaran penyampaian materi dan tugas untuk satu materi pelajaran 1-3 soal tagihan.

Selain itu, penyampaian tagihan tugas paling lambat dilakukan pada akhir minggu dantagihan Daring hanya melalui WA karena keterbatasan pemahaman IPTEK dan tagihan Luring disampaikan siswa  pada akhir minggu.

Untuk pemakaian aplikasi pembelajaran online zoom meeting, google class, dan yang lainnya selain WA, pada umumnya para guru  belum memiliki kemampuan ditambah jaringan internet di Desa Pearung yang kurang memadai.(edison ompusunggu)

CATEGORIES
TAGS