Bahan Baku Rotan dan Bambu Melimpah di Doloksanggul

Loading

Laporan : Redaksi

Kepala Dinas Perindagkop, Humbang Hasundutan (Humbahas) Jhony W Purba

Kepala Dinas Perindagkop, Humbang Hasundutan (Humbahas) Jhony W Purba

DOLOKSANGGUL, (TubasMedia.Com) – Keberadaan industri mebel dengan bahan baku rotan dan bambu di Kabupaten Humbahas khususnya di tiga kecamatan, Pakkat, Parlilitan dan Tarabunga (Papatar) perlu dikembangkan. Pasalnya, bahan baku rotan dan bambu di tiga kecamatan itu sangat berlimpah.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perindagkop, Humbang Hasundutan (Humbahas) Jhony W Purba kepada tubasmedia.com yang berkunjung ke kantornya di Doloksanggul, pekan silam.

Selama ini katanya, beberapa keluarga di tiga kecamatan tersebut ada yang secara rutin membuat mebel dengan bahan baku rotan dan bambu. Namun produknya belum dipasarkan dengan alasan mutu dan kualitas serta desain belum siap bersaing.

Namun mengingat berlimpahnya bahan baku industri mebel di ketiga kecamatan dimaksud, pihaknya berniat untuk membenahi melalui pelatihan kepada warga setempat agar bisa tampil sebagai pengrajin mebel berkualitas.

Pelatihan kepada sekitar 20 warga sudah penah diselengggarakan. Namun terhenti dan belum dapat dilanjutkan. Ditanya kenapa? Dijawab keterbatasan dana serta peralatan yang amat minim.

Untuk itu kata Jhony, demi mengembangkan industri mebel Doloksanggul serta memanfaatkan ketersediaan bahan baku yang amat cukup, pemerintah diharapkan memberi dukungan dana dan fasilitas lain.

‘’Industri mebel dimaksud memang layak dikembangkan mengingat keberadaannya sangat potensial,’’ katanya.

Produk unggulan lain di Kabutapen Doloksanggul adalah pengrajin sandal, anyaman tikar dan tas yang terbuat dari bahan baku daun pandan kendati kini masih tergolong kecil. Kapasitas produksi masyarakat perajin di Kecamatan Pakkat baru sekitar 20 buah tikar dengan nilai produksi Rp 300.000/tahun dengan investasi Rp 500.000.

Sementara itu, Kecamatan Parlilitan mempunyai komoditas unggulan yaitu kerajinan anyaman dari rotan dan bamboo. Kelompok peranin yang tinggal di Desa Sihas Habinsaran dan Desa Pusuk hanya memproduksi 100 buah keranjang per tahun dengan nilai produksi Rp 1000.000. Investasi Rp 1.000.000.

Berdasarkan data, salah satu usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) khususnya masyarakat berpenghasilan rendah, Dinas Perindagkop Humbahas pernah menggelar pelatihan anyaman bambu dan rotan sebagai kerajinan tangan. Pelatihan kerajinan tangan itu dipusatkan di worshop Dekranasda Kabupaten Humbahas, Jalan Merdeka Dolok Sanggul, beberapa waktu lalu.

Kadis Perindagkop, Jonni W Purba mengatakan, peserta pelatihan anyaman bambu dan rotan terdiri dari 20 orang dari tiga kecamatan Papatar. Sementara pelatihan dilaksanakan selama lima hari berturut-turut.

Para peserta akan dilatih membuat parsel buah, vas bunga dari bahan dasar rotan. Sementara dari bahan dasar bambu, para peserta dilatih membuat keranjang dan mebel.

“Daerah kita, khususnya Papatar berpotensi untuk mengembangkan industri kerajinan yang berbahan dasar rotan dan bambu. Ke depannya kita akan terus mengembangkan potensi ini dengan cara membangun industri rumah tangga,” jelasnya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS