Akademi Teknologi Kulit Jadi Pusat R&D
Laporan: Redaksi

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Industri, Kementerian Perindustrian Drs Mujiyono MM
JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Industri, Kementerian Perindustrian Drs Mujiyono MM mengatakan, Akademi Teknologi Kulit (ATK) Yogyakarta, akan dijadikan sebagai pusat riset & development (R&D) tentang alas kaki dan produk kulit lainnya.
‘’Ya, benar. Kami akan jadikan ATK sebagai pusat pengembangan alas kaki dan industri kulit yang kompeten dan professional,’’ kata Mudjiono kepada wartawan saat berb incang-bincang di ruang kerjanya, Rabu pekan silam.
ATK yang berlokasi di Yogyakarta itu, adalah sekolah khusus tentang kulit dan satu-satunya di Asea Tenggara yang telah berusia 54 tahun. Namun keberadaan sekolah binaan Kementerian Perindustrian ini, selama ini kurang maksimal sehingga gaungnya kurang menggema.
Mudjiono mengatakan keberadaan ATK tidak bisa dibiarkan seperti selama ini dan harus dibangun, baik mutu maupun \image-nya ke tengah masyarakat, khususnya anak-anak berusia sekolah.
Menjawab pertanyaan dikatakan, guna mendukung rencana besar menjadikan ATK, sebagai pusat R&D alas kaki dan industri kulit lainnya, pihaknya akan merevitalisasi seluruh peralatan praktikum dan laboratorium yang sudah tidak layak pakai karena dimakan usia tua.
‘’Itu pasti kita lakukan dan sebelumnya kita akan adakan penelitian, apa saja alat praktikum dan laboratorium yang tidak bisa lagi digunakan. Kita akan segera ganti,’’ tegasnya.
Ke depan lanjutnya, di kam,pus ATK akan segera dibangun unit-unit produksi atau teaching factory. Di unit produksi ini nantinya para mahasiswa diajari teori sekaligus praktek.
Dalam kaitan itu, Mudjiono berencana agar para mahasiswa d alam praktek di ruang teaching factory, akan diajarkan membuat sepatu yang layak pakai sebagaimana dihasilkan oleh pabrik sepatu milik swasta. Bahkan akan diusakan mutunya lebih terjamin.
Tidak salah menurutnya, jika hasil produk mahasiswa ATK, baik itu sepatu maupun tas serta industri lainnya berbahan baku kulit, menjadi mata dagangan kampus ATK uyang dijual melalui koperasi.
Dia sebut misalnya seluruh karyawan Pusdiklat yang dipimpinnya yang berjumlah 1.600 orang menggunakan sepatu buatan ATK, maka akan terserap sepatu sebanyak 1.600 pasang. Belum lagi ditambah anak dan istri atau keluarga para karyawan. Bisa-bisa menyerap sekitar 5.000 pasang sepatu.
‘’Saya pikir itu tidak salah, malah bagus sebab mendukung cash flow kampus dan akan dapat menambah semangat para mahasiswa serta para dosen,’’ jelasnya.
Mudjiono yakin betul rencana menjadikan ATK sebagai pusat R&D akan terwujud dengan pertimbangan ATK adalah satu-satunya sekolah kulit di Asea Tenggara dan ATK selalu menelorkan tenaga kerja terampil yang selalu dikaitkan dengan tenaga kerja yang dibutuhkan industri alas kaki, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di mancanegara.
Kinerja tenaga pendidik-pun katanya akan terus ditingkatkan dan fungsi dosen juga akan terus didorong yaitu mendidik, mengabdi dan meneliti. (sabar)