2014 Tahun Kebangkitan Indonesia

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

MUHAMMAD Mursi, tokoh Ihwanul Muslimin terpilih menjadi presiden Mesir pasca revolusi menggantikan presiden sebelumnya Husni Mubarak. Kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi selama kepemimpinannya. Secara politis, dia mendapatkan dukungan mayoritas pemilihnya dan dinilai oleh banyak kalangan, Mursi cukup gemilang karena mampu menunjukkan dirinya sebagai sosok negarawan.

Dalam pidato politiknya, dia mengatakan bahwa dirinya adalah presiden untuk seluruh rakyat Mesir dan akan menjamin semua hak rakyat, khususnya kaum wanita dan kelompok minoritas Kristen koptik. Mursi diharapkan dapat menjadi tokoh yang dapat mewujudkan impian rakyat Mesir, yakni membawa Mesir ke pelabuhan aman.

Ihwanul Muslimin sebagai partai pengusung, mengklaim bahwa terpilihnya Musri akan membawa kebangkitan nasionalnya di segala bidang untuk membawa Mesir lebih maju di masa yang akan datang.

Inilah sebuah komitmen seorang negarawan bagi kemajuan negerinya. Di lain pihak ada harapan baru dari para pendukungnya agar di bawah kepemimpinan Musri, Mesir dapat menjadi negara yang lebih maju dan damai. Supply dan demand-nya cukup clear dan sebagai sesama bangsa, kita berharap apa yang menjadi cita-cita rakyat Mesir pasca revolusi membawa manfaat yang besar bagi bangsa dan negaranya.

Tahun 2014, bangsa Indonesia akan memiliki presiden baru. Siapapun yang terpilih, kita semua tentu berharap dia adalah sosok negarawan. Sosok yang sangat mengerti Indonesia seutuhnya. Tokoh yang bisa ngemong rakyat indonesia tanpa kecuali. Menjadi juru damai yang arif bijaksana dan adil serta mampu melakukan komunikasi yang efektif kepada rakyatnya tanpa pamrih apapun.

Indonesia membutuhkan tokoh seorang presiden yang berkemampuan tinggi mengelola apa yang menjadi harapan rakyatnya dan sekaligus meresponnya dengan tepat apa yang menjadi kebutuhan rakyatnya. Dia juga harus berani mengatakan negeri ini akan membangun kebangkitan nasionalnya berdasarkan kemampuan seluruh sumber daya yang dimilikinya dan didukung oleh seluruh rakyat (bukan oleh yang mengatas namakan sebagai wakil rakyat).

Muhammadiyah sudah memberikan rekomendasinya melalui hasil sidang tanwirnya beberapa hari yang lalu tentang sosok yang layak menjadi presiden RI mendatang. Itu semua adalah harapan. Dan harapan itu datang dan lahir dengan niat yang tulus disampaikan oleh masyarakat luas agar Indonesia menjadi lebih baik.

Semangatnya hanya satu, yakni cinta tanah air dan cinta tanah air adalah sebagian dari iman sehingga memiliki nilai spiritual untuk membangkitkan kembali negeri ini dari keterpurukan. Selama tahun 2005-2014, banyak hal yang sudah dikerjakan oleh pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I dan jilid 2.

Kita harus bersikap obyektif melihatnya .Ada yang berhasil, ada yang kurang berhasil dan tentu ada juga yang gagal. Itu realitasnya dan tidak usah nervous dengan prestasi yang seperti itu. Apapun kenyataannya, itulah cerminan sebuah kemampuan managerial yang bisa ditorehkan sebagai warisan. Tidak lebih dan tidak kurang.

Warisan itu harus diterima apa adanya dengan tulus tanpa harus nervous, tanpa harus berkata hanya diwarisi barang rongsokan dan sebagainya. Presiden RI mendatang memiliki kewajiban, suka tidak suka harus melanjutkan progam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang tertuang dalam UU nomor 17 tahun 2007.

Silahkan baca dan pelajari dari sekarang seluruh isi UU tersebut, terutama bagi para balon capres dan cawapres 2014 mendatang. Jangan buru-buru membuat rencana pembangunan yang baru lagi, waktu kerja anda paling hanya 5 tahun dan paling lama hanya 10 tahun kalau anda terpilih lagi.

Menunya cukup lengkap di dalam UU tersebut dan substansinya komprehensif serta masih sangat relevan untuk menjadi daya ungkit menuju kebangkitan nasional yang lebih terarah, fokus dan terkelola. Sesuai dinamika, pasti isi UU tersebut harus bisa disesuaikan, tapi tidak perlu harus membongkarnya habis-habisan. Nanti bisa habis waktu hanya untuk membicarakan rencana.

Menuju Indonesia yang lebih baik dan kebangkitan nasional yang diharapkan ada 8 isu penting yang masih relevan untuk diteruskan. Hanya saja perlu menetapkan fokus dan prioritas nasionalnya dari ke delapan isu tersebut.

Delapan isu besar dimaksud adalah:1) Masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab. 2) Mewujudkan Indonesia yang berdaya saing. 3) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum. 4) Mewujudkan Indonesia aman, damai dan bersatu. 5) Mewujudkan pemerataan pembangunan berkeadilan. 6) Mewujudkan Indonesia yang asri lestari. 7) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dan 8) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

Rasanya delapan isu penting tersebut lengkap dan memang itu yang kita butuhkan. Tapi yakinlah, jarang di antara para elit di negara ini yang membacanya dengan penuh pengertian yang mendalam. Landasannya sudah ada. Jadi tugas kepemimpinan nasional mendatang adalah melaksanakannya dengan kabinet kerja yang banyak menghasilkan prestasi dan meninggalkan legasi tanpa harus banyak berorasi.***

CATEGORIES
TAGS