GROBOGAN , (tubasmedia.com) – Program TNI AD mendukung ketahanan pangan (TMKP) membantu petani kedelai di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Sedikitnya ada 2.000 hektar lahan telah ditanami kedelai secara serentak di 82 desa yang tersebar di 17 kecamatan di kabupaten tersebut.
Pencanangan TMKP, belum lama ini, dilakukan di Desa Pandanarum, Kecamatan Gabus oleh KSAD yang diwakili Wakil Aster KSAD Brigjen TNI Komaruddin, bersama Menteri Pertanian yang diwakili Kepala Badan Penyuluhan dan SDM Kementan Winy Dianwibawa, Wagub Jateng Heru Sudjatmoko, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Grobogan.
“Dipilih Grobogan karena daerah ini merupakan produsen kedelai terbesar di Jateng. TNI AD akan terus mendukung pemerintah dan petani dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional, khususnya kedelai. Program TMKP telah dilakukan di beberapa daerah agar kebutuhan pangan nasional bisa segera teratasi dengan cara memproduksi tanaman pangan sendiri dengan hasil yang lebih meningkat,” kata Brigjen TNI Komaruddin.
Kepala Badan Penyuluhan dan SDM Kementan Winy Dianwibawa menambahkan ketergantungan kebutuhan kedelai nasional harus ditekan dan dikurangi. Hingga saat ini, impor kedelai nasional masih sekitar 2,2 juta ton per tahun. Sementara produksi nasional hanya mampu sekitar 800 ribu ton per tahun.
“Dengan memperluas areal tanam dan meningkatkan produktivitas, maka produksi kedelai nasional bisa meningkat. Salah satunya yang telah dilakukan TNI dengan gerakan TMKP,” katanya.
Menurut Winy produksi kedelai nasional masih jauh di bawah kebutuhan. Hal ini karena banyak petani kurang berminat menanamnya. Ada sejumlah faktor di antaranya kurang menguntungkan dibanding menanam palawija jenis lain dan harga jual yang tidak menentu.
“Namun setelah ditetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 7.600 per kilogram, banyak petani tertarik. Salah satunya petani Grobogan. Bahkan Grobogan menjadi produsen terbesar kedelai nasional,” ungkapnya.
Wagub Jateng Heru Sudjatmoko menjelaskan, produksi kedelai Jateng sampai sekarang masih mengandalkan Grobogan. Daerah itu pada tahun 2013 mampu memproduksi kedelai 28.975 ton atau 29,17 persen dari produksi Jateng. Pihaknya berharap agar tanaman kedelai tidak hanya berkembang di Grobogan, tetapi di seluruh kabupaten dan kota di Jateng.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinpertan TPH) Grobogan Edhie Sudaryanto melaporkan, keberhasilan Grobogan dalam upaya memproduksi kedelai karena petani di daerahnya mampu menciptakan sendiri varietas kedelai unggul yang telah diakui pemerintah yaitu Varietas Grobogan.
“Kedelai Varietas Grobogan kualitasnya di atas kedelai impor dari Amerika. Varietas ini juga telah dikembangkan petani di beberapa provinsi di Indonesia. Bahkan produktivitas kedelai yang dihasilkan petani Grobogan rata-rata mencapai 2,2 ton per hektar, di atas tingkat nasional yang hanya 1,6 ton per hektar,” jelasnya. (sofi)