TNI Dukung Ketahanan Pangan
Menurut Winy produksi kedelai nasional masih jauh di bawah kebutuhan. Hal ini karena banyak petani kurang berminat menanamnya. Ada sejumlah faktor di antaranya kurang menguntungkan dibanding menanam palawija jenis lain dan harga jual yang tidak menentu.
“Namun setelah ditetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp 7.600 per kilogram, banyak petani tertarik. Salah satunya petani Grobogan. Bahkan Grobogan menjadi produsen terbesar kedelai nasional,” ungkapnya.
Wagub Jateng Heru Sudjatmoko menjelaskan, produksi kedelai Jateng sampai sekarang masih mengandalkan Grobogan. Daerah itu pada tahun 2013 mampu memproduksi kedelai 28.975 ton atau 29,17 persen dari produksi Jateng. Pihaknya berharap agar tanaman kedelai tidak hanya berkembang di Grobogan, tetapi di seluruh kabupaten dan kota di Jateng.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dinpertan TPH) Grobogan Edhie Sudaryanto melaporkan, keberhasilan Grobogan dalam upaya memproduksi kedelai karena petani di daerahnya mampu menciptakan sendiri varietas kedelai unggul yang telah diakui pemerintah yaitu Varietas Grobogan.
“Kedelai Varietas Grobogan kualitasnya di atas kedelai impor dari Amerika. Varietas ini juga telah dikembangkan petani di beberapa provinsi di Indonesia. Bahkan produktivitas kedelai yang dihasilkan petani Grobogan rata-rata mencapai 2,2 ton per hektar, di atas tingkat nasional yang hanya 1,6 ton per hektar,” jelasnya. (sofi)