Tidak Memadai Lagi Ruang Rawat Inap di RSUD Purworejo

Loading

k

PURWOREJO, (tubasmedia.com) – Penambahan fasilitas ruang rawat inap semua kelas di RSUD Saras Husada ternyata menjadi kebutuhan yang mendesak dan tidak bisa ditawar-tawar lagi,kata direktur RSUD Saras Husada Purworejo Gustanul Arifin, pasalnya fasilitas ruang rawat inap yang ada sekarang sudah tidak memadahi karena tingkat huniannya per bulan rata-rata sudah melampaui batas maksimal yang ditentukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Batasan tingkat hunian ruang rawat inap sesuai ketentuan Kemenkes itu maksimal 80 persen. Kondisi di RSUD sekarang rata-rata sudah di atas 80 persen. Kami sangat sedih dengan kondisi ini dan penambahan fasilitas rawat inap memang sangat mendesak,”kata Gustanul dalam paparannya pada acara Forum SKPD BLUD RSUD Saras Husada Purworejo, di RSUD, beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut dihadiri Asisten Bidang Kesra Bambang Aryawan, perwakilan Bappeda, perwakilan semua komisi di DPRD, camat, kepala Puskesmas, serta para pejabat terkait di lingkungan RSUD Saras Husada.

Lebih lanjut ia memerinci, untuk paviliuan tingkat huniannya rata-rata 99,10 persen, kelas I rata-rata 95,66 persen, kelas II 75,61 persen, dan kelas 3 rata-rata 83 persen. “Penambahan fasilitas rawat inap itu sekaligus mendukung target untuk menjadikan RSUD Saras Husada sebagai rumah sakit rujukan di Jawa Tengah selatan,” katanya. Diakui, semenjak diberlakukannya program Badan Penyenggara Jaminan Sosial (BPJS), jumlah pasien membludak. Banyak pasien yang harus menjalani rawat inap terlebih dahulu harus antre kamar beberapa hari dan terpaksa dirawat di IGD.

Menurut Gustanul, saat ini belum semua warga di Kabupaten Purworejo menjadi peserta BPJS. Ketentuan yang mewajibkan per 1 Januari 2019 semua warga negara harus menjadi peserta BPJS dipastikan akan semakin meningkatkan jumlah pasien. “Kondisi itu harus diantisipasi sejak dini,” katanya. Diungkapkan, tahun ini RSUD Saras Husada berencana menambah sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan. Di bagian depan lantai bawah rencananya akan dijadikan pusat pelayanan rawat jalan. “Selama ini menumpuk di bagian belakang. Ini kurang nyaman bagi pasien.

Kami akan terus berupaya meningkatkan pelayanan semaksimal mungkin,” katanya menyebutkan IGD juga perlu disetting ulang. Pada bagian lain, Gustanul menyebutkan pada tahun anggaran 2016 nanti pendapatan RSUD direncanakan mencapai Rp 115 miliar. Jumlah itu meningkat drastis dari pendapatan pada tahun 2014 lalu yang mencapai Rp 101 miliar. “Penambahan fasilitas-fasilitas itu dilakukan dari beberapa sumber anggaran,baik dari pusat, provinsi, kabupaten sendiri,” imbuhnya (ahmad).

CATEGORIES
TAGS