Tere Liye Sebut KASAD Jenderal Maruli Simanjuntak, tidak Mau Dikritik, Kampungan
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Penulis Novel, Tere Liye ikut menyindir terkait pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak, mempertanyakan terkait pengiringan isu pihak terkait TNI akan dibawa kembali menjalani dwifungsi.
Melalui unggahan di akuniInstagram pribadinya, Tere Liye menyebut tentara yang melalukan kejahatan justru minta diadili lewat pengadilan militer menurutnya kampungan.
Kemudian ia menyindir terkait jenderal yang memiliki haji dan penghasilan yang tidak nyambung dengan kekayaannya.
“Yang kampungan itu adalah: saat tentara melakukan kejahatan; eeeh dia minta diadili lewat pengadilan militer,” tulisnya dikutip Kamis (13/3/2025).
“Yang kampungan itu adalah: saat jenderal2 yg gajinya, penghasilannya nggak nyambung dgn kekayaannya; hartanya puluhan, ratusan milyar. Dan begitulah, ngaku hibah tanpa akta, warisan, bla bla bla. Di atas sana kaya raya; prajurit di bawah entah apa kabarnya,” ujarnya.
Ia menyebut pernyataan KSAD yang seolah-olah tidak mau dikritik dan menurutnya kampungan.
“Yang kampungan itu adalah: saat orang2 ini baperan dikritik. Nuduh agenda aseng. Nuduh ada kepentingan. Dia kesal banget dikritik oleh rakyat sendiri. Padahal ngaku TNI bersama rakyat,” sebutnya.
“Yang kampungan itu adalah: ada militer yg maruk, dia pengen berpangkat hingga jenderal, dia pengen juga kerja di BUMN, sipil; dia pengen di politik, pengen semua,” tambahnya.
Tere Liye pun menyindir terkait peraturan yang saat ini diperdebatkan terkait TNI aktif yang tidak boleh duduk di Pemerintahan.
“Yang kampungan itu adalah: orang2 yg saat peraturan tidak cocok dgn kepentingannya, maka dia ubah itu peraturan agar cocok,” jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal mempertanyakan terkait pengiringan isu pihak terkait TNI akan dibawa kembali menjalani dwifungsi
Menjalani peran dwifungsi ini disinggungkan bahkan seperti di era orde baru (Orba) seperti yang dilakukan ABRI.
“Jadi tidak usah ramai bikin ribut di media, ini itu lah, orde baru lah, tentara dibilang hanya bisa membunuh dan dibunuh. Menurut saya, otak-otak (pemikiran) seperti ini, kampungan menurut saya,” ujar Maruli lewat keterangan tertulis
Ia dengan tegas kemudian mengungkap pihak pihak yang mempersoalkan penempatan prajurit aktif di lembaga/kementerian justru ingin menyerang institusi TNI.
“Ini orang waktu ada salah satu institusi masuk ke semua Kementerian, enggak ribut gitu loh, apakah dia bekerja di institusi itu?” tuturnya.(sabar)