Suara Petisi; Copot Bahlil Sebagai Mahasiswa S3, Batalkan Disertasinya dan Pecat dari Jabatan Menteri ESDM
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Ribuan orang telah menandatangani petisi yang mendesak Universitas Indonesia (UI) untuk membatalkan disertasi Bahlil Lahadalia dan mencabut statusnya sebagai mahasiswa S3.
Selain itu, petisi ini juga menyerukan agar pemerintah mencopot Bahlil Lahadalia dari jabatannya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dugaan pelanggaran akademik yang menyeret namanya dianggap merusak integritas dunia pendidikan dan mencederai kepercayaan publik terhadap pemerintahan.
Petisi ini diinisiasi oleh Ari Wijaya melalui platform Change.org, sebagai reaksi terhadap keputusan Rektor UI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, yang hanya meminta Bahlil merevisi disertasinya serta menunda kenaikan pangkat promotor dan ko-promotornya.
Keputusan tersebut dinilai tidak cukup tegas dalam menegakkan standar akademik UI.
Dalam petisi tersebut, disertasi Bahlil diduga melanggar berbagai prinsip akademik, termasuk plagiarisme, pemalsuan data, publikasi di jurnal predator, serta ketidakwajaran dalam proses perkuliahannya.
“Dalam kasus perjokian mahasiswa di UI, si joki langsung dipecat, sedangkan calon mahasiswa otomatis ditolak masuk. Seharusnya UI menerapkan standar yang sama. Disertasi Bahlil harus dibatalkan, dan dia harus dipecat sebagai mahasiswa S3 UI,” tulis petisi tersebut, dikutip Selasa, 11 Maret 2025.
Selain menuntut pencabutan gelar akademik, petisi ini juga meminta agar promotor dan ko-promotor disertasi Bahlil diberhentikan dengan tidak hormat. Jika Rektor UI dan Majelis Wali Amanat (MWA) tidak bersikap tegas, mereka pun didesak untuk mundur dari jabatannya.
Desakan agar Bahlil dicopot dari posisi Menteri ESDM semakin menguat. Banyak pihak menilai bahwa individu dengan rekam jejak akademik yang dipertanyakan tidak layak menduduki jabatan strategis dalam pemerintahan.
Isu ini juga menjadi sorotan pengamat politik sekaligus mantan dosen UI, Rocky Gerung. Dalam kuliah umum di Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri pada 8 Maret 2025, Rocky menyoroti kualitas akademik disertasi Bahlil yang dinilainya lemah.
Resultansinya Nol
Menurutnya, disertasi tersebut tidak memiliki bobot akademik yang cukup dan hanya terlihat tebal tanpa substansi yang jelas.
“Anda bisa buat disertasi tebel-tebel dan terlihat berat karena tebel. Kalimat pertama, dibantah dengan kalimat terakhir. Akhirnya resultansinya nol. Itu yang dilakukan Bahlil,” ujarnya,
Lebih lanjut, Rocky menilai bahwa keputusan Rektor UI yang hanya memberikan kesempatan revisi kepada Bahlil merupakan tindakan yang lebih memalukan dibandingkan skandal akademiknya sendiri.
“Bahlil memalukan, lebih memalukan lagi Rektor UI. Dia memberikan kesempatan Bahlil untuk revisi. Dia harusnya DO,” tegas Rocky.
Para penggagas petisi menegaskan bahwa permasalahan ini tidak hanya mencoreng UI, tetapi juga berimbas pada kredibilitas pemerintahan secara keseluruhan. Mereka menilai bahwa seorang pejabat publik, terutama menteri, harus memiliki integritas akademik yang tinggi.
Hingga berita ini ditulis, petisi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 2.466 orang dan jumlahnya terus bertambah.
Kini, publik menanti dua keputusan penting: akankah UI mencabut disertasi Bahlil? Dan akankah pemerintah segera mencopotnya dari jabatan menteri?(sabar)