Sebutret Dijadikan Kasur, Jok dan Peredam Suara
Laporan: Redaksi

ilustrasi
PURBALINGGA, (TubasMedia.Com) – Kelompok Tani Sri Lestari V Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, memanfaatkan limbah sabut kelapa untuk membuat sebutret. Sebutret (serat sabut kelapa keriting berkaret alam) atau disebut juga rubberized coir (RC) merupakan produk sampingan dari perpaduan tanaman perkebunan dan karet.
Karsidi salah seorang anggota Kelomtan Sri Lestari V mengakui, sebutret belum banyak digemari konsumen dan masih bersaing dengan kasur produksi pabrik. Selain untuk kasur, sebutret bisa digunakan untuk bahan jok mebel, mobil, pesawat, dan kapal. ”Bisa juga digunakan matras olahraga lantai, dan peredam suara studio atau karpet lantai,” katanya, baru-baru ini.
Produksi sebutret yang dijalani Karsidi bersama kelompoknya mencapai 15 meter kubik per bulan. Harga per kubik Rp 3 juta. ”Untuk pemasaran kami masih mengandalkan kegiatan pameran yang difasilitasi Pemkab. Namun, ada juga beberapa pelanggan yang memesannya,” katanya.
Kasur lipat ukuran 65 x 180 cm dihargai Rp 450 ribu. Bantal satu pasang dihargai Rp 200 ribu. Konsumen yang sudah mengetahui keunggulan sebutret biasanya memilihnya untuk bahan mebel dan kasur.
Selain untuk memproduksi sebutret, sabut kelapa juga digunakan untuk membuat sapu. Produksi sapu mencapai 200 hingga 400 buah per bulan dengan harga Rp 5.000 per buah. Produksi sapu merupakan usaha sampingan dengan memanfaatkan sabut kelapa yang tidak digunakan untuk membuat sebutret. (joko suharyanto)