SBY Harus Buktikan Demokrasi ada di NKRI

Loading

Laporan : Sabar Hutasoit

Hendardi

Hendardi

JAKARTA, (Tubas) – Pembiaran yang dilakukan pemerintah dipandang sebagai alasan semakin meningkatnya aksi kekerasan atas nama agama. Peningkatan aksi kekerasan tersebut terlihat dalam teror bom buku yang ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla.

Demikian pandangan dua tokoh Forum Pluralisme Indonesia yang disampaikan dalam pernyataan keprihatinan bersama di Kantor Kontras, Jalan Borobudur 14, Jakarta Pusat, Rabu (16/3/2011).

“Peristiwa teror bom di Komunitas Utan Kayu merupakan ulangan aksi kekerasan yang pernah terjadi. Semuanya belum dituntaskan hingga hari ini,” kata Pungky Indarti, aktivis Imparsial.

Ia mencontohkan ancaman bom yang pernah ditujukan ke kantor Kontras, kantor Tempo, dan rumah alm. Munir di Malang, Jawa Timur. Kasus- kasus tersebut, menurutnya, tak kunjung ditangani secara tuntas oleh pihak Polri.

Senada dengan Pungky, Ketua Badan Pengurus Setara Institute Hendardi mengatakan, ledakan di Komunitas Utan Kayu adalah buah politik SBY yang terus membiarkan berbagai ketegangan sosial berlangsung.

“Pembiaran tersebut mengakibatkan kekerasan demi kekerasan berlangsung, bahkan kian meningkat,” kata Hendardi menambahkan, aksi-aksi kekerasan tersebut bisa dilakukan oleh siapa pun dengan alasan dan kepentingan yang bermacam-macam.

Menyikapi kondisi ini, Pungky Indarti berharap Presiden SBY kali ini bisa bersikap tegas dan memerintahkan bawahannya menuntaskan kasus di Utan Kayu. “Presiden tidak perlu menggembar-gemborkan demokrasi di Tanah Air ke luar negeri, mencitrakan kondisi yang aman dan penegakan HAM yang baik. Buktikan pencitraan itu dengan menuntaskan kasus ini,” tambahnya. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS