Sang Juara Itu Keluhkan Peralatan Kerja
Laporan: Redaksi

MELAYANI PEMBELI – Sang Juara Inacrfat 2014, Laurentius Sidabutar memberi penjelasan kepada tamu tokonya di Tomok, Samosir. –tubasmedia.com/sabar hutasoit
SAMOSIR, (tubasmedia.com) – Kami sangat mendambakan ajakan pemerintah kepada kami para pengrajin ukiran berbahan bahan kayu untuk melakukan study banding ke beberapa kota yang mutu ukirannya jauh lebih hebat dari kami. Miisalnya ke Bali atau kemana saja.
Harapan tersebut dilontarkan Laurentius Sidabutar, pemilik Caca Art Shop kepada tubasmedia.com yang menemui dia di toko miliknya di Pasar Tomok, Samosir, Sumatera tara, Rabu. Laurentius Sidabutar adalah pemenang pertama lomba ukiran dari kayu pada Inacraft 2014 yang berlangsung di Jakarta 27 April 2014 lalu.
‘’Yang pasti saya dan keluarga bangga dan senang karena ternyata karya kami mendapat tempat dan bisa tampil menjadi juara nasional,’’ kata Laurentius.
Namun di balik kebanggaan tersebut, Laurentius yang sebelumnya sudah dua kali meraih juara satu tingkat Kabupaten Samosir (2011 dan 2014), punya cita-cita dan harapan guna meningkatkan mutu produk.
‘’Yaitu harapan kami, agar pemerintah memfasilitasi kami melakukan study banding ke Bali. Jadi kalau pemeritah serius mau membantu pengrajin, jangan tanggung-tanggunglah,’’ ucapnya.
Dia mengakui hasil karyanya masih jauh dari sempurna sehingga dipandang perlu melakukan perbaikan dan inovasi dan untuk perbaikan dan pembenahan mutu, perlu belajar dari pihak yang sudah lebih dulu mahir.
Ayah dari dua anak ini yakin tanpa belajar dari pihak yang hasil karyanya jauh lebih bermutu, keberadaan mereka selaku pengrajin ukiran kayu, akan tetap begini-gini saja kalau tidak mau disebut gulung tikar. ‘’Dan kami-pun butuh dukungan soal promosi dan modal kerja,’’ tambahnya.
Hal lain yang dikeluhkan sang pemenang ini adalah masalah peralatan yang mendukung kelancaran usaha. Katanya, sejak sepuluh tahun silam dia mulai berusaha, peralatan yang digunakan seperti alat pemotong kayu, amplas, pengecatan dan sebagainya, masih yang manual sehingga mutu produk menjadi pas-pasan.
Karena itu katanya, untuk meningkatkan mutu ukiran kayu, mereka butuh bantuan peralatan seperti mesin sembur (pengecatan), zitsu besar pengganti gergaji, sinso dan mesin amplas. Kalau beberapa peralatan yang disebut sudah diberikan kepada kelompok pengrajin kayu, Laurentius yakin ketertinggalan mereka dari pengrajin kayu lainnya, akan dapat dikejar.
‘’Kelemahan kami pengrajin ukiran kayu di Samosir hanya pada kelengkapan peralatan produksi. Kalu itu sudah tersedia, kami yakin betul, keberadaan pengrajin kayu di Samosir akan bisa lebih baik lagi,’’ katanya.
Ditanya soal bahan baku, dikatakan tidak ada masalah kecuali terbatasnya modal kerja sehingga sering kesulitan karena tidak bisa melakukan stok. Satu batang kayu jior yang panjangnya 10 meter dengan diameter 20 cm harganya Rp 5 juta.
Mengenai tingkat keramaian konsumen dikatakan biasanya kalau hari libur dan Sabtu-Minggu, jumlah pengunjung bertambah banyak yang diharapkan dari pengunjung tersebut ada yang tertarik belanja ukir-ukiran.
Inacraft 2014 adalah pameran terbesar dan paling komplet mengenai kerajinan Indonesia, yang tahun ini memasuki pagelaran ke-16. Perhelatan produk-produk dalam negeri yang digelar di Balai Sidang Jakarta Convention Center ini telah usai diselenggarakan.
Pada hari terakhirnya, Minggu [27/04], Inacraft 2014 ramai dikunjungi para penikmat, pengoleksi dan reseller kerajinan khas Indonesia, untuk melihat produk-produk gifts and housewares, jewelry, fashion, accessories, fashion accessories dan miscellaneous craft.
Jumlah partisipannya kini mencapai 1.600 perusahaan atau UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang menempati lahan seluas 25.070 meter persegi, dengan jumlah stand sebanyak 1.290. (sabar)