Sampai Kapan Penderitaan Ini Berakhir

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

TEMANGGUNG, (Tubas) – Setiap orang hidup, ujian pasti ada. Tetapi, tergantung dari diri kita bagaimana cara menyikapi tentang ujian dan permasalahan yang dihadapi. Demikian juga dengan ujian yang sedang dihadapi seorang nenek tua asal Dusun Songgoitan, Kelurahan Nguwet, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung.

Juminah (78) yang sudah lama hidup menjanda, harus bekerja keras demi mempertahankan hidup dengan dua anaknya yang mengalami cacat fisik. Anak perempuan pertama, Kusmiwidarti yang berstatus janda, mengalami kelumpuhan pada kedua kakinya. Anak perempuan kedua, Kusnar juga lumpuh.

Ketika Tubas mendatangi kediamannya, Kusmiwidarti menceritakan awal mula penyakitnya tersebut. “Kaki saya lumpuh, saat itu saya merasa sakit di bagian perut selama tiga hari, tetapi setelah perut terasa agak enak, kaki saya lemas dan susah digerakkan,” ucap perempuan berusia 43 tahun tersebut.

Saat ini kondisi Kusmiwidarti sangat memprihatinkan sudah tiga tahun tidak bisa keluar rumah, bahkan semakin lama kedua kakinya semakin mengecil. Kusnar, adik kandung Kusmiwidarti, yang dulu bekerja sebagai pengamen jalan di Magelang, yang juga dijadikan tumpuan hidup bagi keluarga ini, kini juga mengalami sakit yang sama, sejak setahun yang lalu. Kini keduanya hanya bisa pasrah dengan keadaan yang mereka alami.

“Saya hanya bisa pasrah kepada Tuhan, sampai kapan ujian ini akan berakhir. Saya kasihan pada ibu, di masa tuanya justru menjadi tumpuan hidup kami,” kata Kusnar dengan mata berkaca-kaca.

Bagi Juminah yang menjadi pikirannya saat ini adalah bagaimana agar anaknya segera sembuh seperti dulu lagi, meski sudah berbagai macam pengobatan mereka lakukan, dari pengobatan medis maupun alternatif, namun belum diberi kesembuhan.

Namun Juminah yakin keajaiban itu pasti ada. Juminah yang sudah renta dan mencari nafkah hanya dari jualan makanan ringan itu, berharap agar pemerintah setempat bisa membantunya. (sarjito s.)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS