Rakyat Malaysia Menjatuhkan Pilihan
Oleh: Enderson Tambunan

Enderson Tambunan
RAKYAT Malaysia sudah menjatuhkan pilihan siapa yang akan memimpin negara mereka untuk lima tahun ke depan. Data terbaru menunjukkan, lewat Pilihan Raya Umum (PRU) yang ke-13 ini, Minggu (5/5/2013), sekitar 80 persen dari lebih 13 juta pemilih, menggunakan hak pilihnya, memilih orang-orang yang duduk di kursi parlemen pusat dan negara bagian. Dan beberapa jam setelah dimulai penghitungan suara, hasil sementara menunjukkan, koalisi yang kini berkuasa, Barisan Nasional, unggul dalam perolehan suara.
Merujuk berita media massa, pemilu Malaysia diikuti oleh tiga koalisi, yakni Barisan Nasional (BN), Pakatan Rakyat (PR), dan independen. Mereka “menyiapkan” 1.900 kandidat untuk meperebutkan 222 kursi parlemen pusat dan 505 kursi negara bagian. Sebelumnya, pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim, pernah memperkirakan koalisinya, PR, memenangkan pemilu ini.
Sebagai tanggapan atas hasil sementara pemilu itu, pimpinan BN, Najib Tun Razak menyelenggarakan konferensi pers, yang dihadiri wartawan lokal dan asing, di Gedung Putra World Trade Centre (PWTC) Kuala Lumpur, Senin dini hari. Ia menyatakan rasa syukurnya atas kepercayaan rakyat kepada BN untuk kembali memimpin negara, Dengan kemenangan ini, kepada BN telah diberikan mandat untuk memimpin pemerintah Malaysia. Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan rakyat Malaysia, katanya.
Ia juga mengatakan, dalam lima tahun ke depan banyak tantangan yang akan dihadapi, yang bisa mengganggu BN. Walaupun banyak tantangan, BN akan memastikan mandat ini akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Ia berterima kasih kepada mesin partai BN atas kerja keras untuk memastikan BN membentuk pemerintah federal. Demikian dikutip dari channelnewsasia.com, Senin.
Najib berharap setiap orang bisa menerima keputusan KPU yang mencerminkan bahwa demokrasi dipraktikkan secara transparan. Ia juga berharap partai oposisi menerima dengan lapang dada keputusan KPU.
Suara Anwar Ibrahim
Sementara itu, pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim, menolak hasil pemilu yang memenangkan Barisan Nasional. Anwar meminta KPU menjelaskan dugaan kecurangan dalam pemilu ini. Ia mengatakan, tidak adil untuk mengharapkan kita membuat keputusan terutama berdasarkan hasil pemilihan yang diduga curang. “Kami tidak menerima itu tanpa alasan,” ujar Anwar dalam konferensi pers, seperti dikutip thestar.com, Senin.
Anwar juga mengatakan, kepadanya telah dibeberkan sejumlah bukti dugaan kecurangan yang tertangkap oleh kamera. Ia akan menunggu hasil resmi dari KPU untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.
Meski menolak hasil pemilu, Anwar meminta para pendukungnya untuk tetap tenang. “Bagaimanapun, mereka harus menyuarakan protes mereka dengan suara keras. Tapi, tidak melakukan apapun yang dapat menyebabkan ketidakstabilan,” katanya.
Beberapa hari sebelum pemungutan suara, berbagai jajak pendapat menunjukkan hasil pemilu akan sulit diprediksi. Pakatan Rakyat pernah mengekspos kemarahan publik atas merajalelanya korupsi, otoriterisme, dan kebijakan-kebijakan kontroversial. Sementara itu, BN menawarkan reformasi politik demi menenangkan tuntutan. Dan selama masa kampanye, yang berakhir Sabtu (4/5), suasana berlangsung sengit di antara kedua kubu, hingga muncul kekhawatiran pemilu brlangsung “panas”.
Bahkan sejumlah analis menempatkan kubu oposisi Pakatan Rakyat berada di atas angin, bersaing ketat dengan koalisi BN, yang telah berkuasa selama 56 tahun, sejak Malaysia merdeka.
Jumlah pemilih pada pemilu kali ini sebanyak 13.268.002 orang, yang memberikan suara di 8.245 TPS di seluruh negeri itu. Mulai pukul 08.00, Minggu, para pemilih telah antre memberikan suara. Para pemilih harus rela antre dengan berdiri cukup lama. Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengatakan, pemilu berjalan lancar, sehingga tidak ada alasan untuk mempertanyakan hasilnya.
“Tidak ada alasan untuk khawatir atau takut karena semua bisa dikendalikan,” kata Najib setelah memberikan suara bersama istri, Datin Seri Rosmah Mansor, di Pekan, Pahang, seperti dikutip thestar.
Harapan Tetangga
Sebagai negara tetangga terdekat, kita pasti berharap Pemilu Malaysia berjalan lancar dan aman. Frasa lancar dan aman ditekankan di sini mengingat jika terjadi gejolak di negara serumpun itu akan berdampak pula bagi Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Sebagai sesama anggota ASEAN kita berharap pemilu Malaysia benar-benar berjalan secara demokratis dan mampu membentuk parlemen yang kuat dan berlegitimasi tinggi.
Kita di Indonesia, mengikuti secara cermat hasil pemilu di Malaysia, sebab itu akan menjadi penentu perjalanan pemerintahan negara tersebut lima tahun ke depan. Sebagai tetangga terdekat, yang punya hubungan baik dan khas dengan Malaysia, kita berkepentingan dengan lancarnya pemilu di sana. Apalagi, begitu banyak WNI yang berada di Malaysia sebagai tenaga kerja.
Sebagai anggota ASEAN, Indonesia dan Malaysia kini tengah sibuk mempersiapkan diri memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN yang antara lain ditandai dengan terbentuknya pasar tunggal, pada Desember 2015. Kondisi keamanan yang stabil, tanpa gangguan di dalam negeri, pasti akan memperlancar persiapan menuju pasar tunggal demi meningkatkan daya saing negara dan kesejahteraan masyarakat.
Maka, harapan kita, Malaysia berhasil melaksanakan pilihan raya umum dan membentuk parlemen di pusat dan di negara bagian tanpa gejolak. Itu modal untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Malaysia sudah punya banyak pengalaman dalam penyelenggaraan pemilu dan berhasil mengatasi persoalan. ***