Rakyat Jantungnya Pembangunan

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

DARI rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat itulah makanya rakyat bisa disebut sebagai jantungnya pembangunan. Setuju atau tidak setuju maknanya harus difahami seperti itu. Rakyat adalah sebagai subyek dan sekaligus obyek pembangunan.

Kalau dalam konsep pembangunan sering disebut harus pro rakyat adalah sebuah konsekwensi logis dari sebuah pandangan tadi, yaitu rakyat sebagai jantungnya pembangunan. Kita semua adalah rakyat dan sebagai jantungnya pembangunan denyutnya akan terus berjalan sesuai dengan ritme kehidupan selama 24 jam.

Jika denyutnya berhenti, maka dapat dikatakan pembangunan akan berhenti pula. Atau dengan perkataan aktivitas manusia sebagai rakyat akan berhenti beraktifitas, apakah dia sebagai petani, industriawan, pedagang atau bahkan sebagai para pemimpin formal/non formal. Peran dan fungsi rakyat menjadi sangat strategis tatkala rakyat bertindak sebagai jantungnya pembangunan.

Sebagai yang berfungsi jantung maka aktifitas utamanya adalah memompa darah keseluruh organ tubuh agar jasmani seseorang menjadi sehat dan bergairah beraktifitas. Karena itu rakyat sebagai jantungnya pembangunan, maka secara pisik dan mentalnya harus sehat.

Supaya sehat maka rakyat perlu memiliki daya tahan tubuh yang prima, mempunyai kecerdasan mental dan intelektual yang rata-rata bagus agar kelak sebagai yang berfungsi sebagai jantungnya pembangunan kreatifitas dan inovasinya dapat berkembang untuk membangun dan mengembangkan kehidupannya secara mandiri di berbagai bidang kehidupan yang ditekuninya.

Tatkala rakyat kemudian memilih para pemimpinnya yang diyakini dapat dipercaya karena mempunyai kemampuan dan intgritas untuk memimpin, maka pada saat itu, sang pemimpin terbebani amanah untuk mengorganisir dan mengelola rakyat agar dapat menjalankan fungsinya sebagai jantungnya pembangunan.

Tugasnya pemimpin hakekatnya hanya sebatas itu, bukan untuk berkuasa tanpa batas, tetapi hanya bertugas untuk mengelola dan mengorganisir serta menjadi wasit yang adil dan bijaksana melalui proses law and order. Apa yang dikelolanya, yaitu sumber daya organisasi yang kita kenal sebagai negara/pemerintahan.

Sumber daya tersebut meliputi : manusianya/aparatur negara, anggaran, peralatan kerja, metode kerja dan bahan-bahan lain yang diperlukan agar roda kegiatan organisasi negara dapat bekerja secara optimal, profesional, efisien dan efektif. Wakil rakyat sesuai dengan namanya, mereka juga bukan sosok orang yang paling berkuasa di negeri ini. Sok paling hebat seolah-olah merekalah yang bisa mengatur urusan pembangunan di negeri ini karena menjalankan fungsi anggaran.

Mereka sejatinya hanyalah seorang anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan yang mewakili pemegang saham utamanya, dalam hal ini adalah rakyat. Jadi sejatinya kewenangan mereka tersebut adalah tidak tak terbatas, alias terbatas. Sebagai para pemimpin dan wakil rakyat, sesuai dengan mandat yang diterimanya adalah menghasilkan dua produk utamanya, yaitu regulasi dan pelayanan.

Pembangunan adalah urusannya rakyat sendiri. Regulasi dan pelayanan harus menjamin terciptanya law and order. Menjamin iklim agar kreatifitas dan inovasi rakyat dapat tumbuh dan berkembang. Menjadi wasit yang adil dan bijaksana bila terjadi masalah yang dihadapi rakyat. Menciptakan persaingan yang sehat dan adil manakala rakyat menjalankan aktivitas ekonominya.

Dalam konteks menempatkan posisi rakyat sebagai jantungnya pembangunan, maka rakyat tidak cukup hanya sehat saja, tetapi juga harus memiliki kecerdasan intelektual agar rakyat memiliki daya mampu dan kekuatan untuk melaksanakan pembangunan. Pendidikan formal/non formal kepada rakyat menjadi sesuatu yang penting tanpa pandang bulu.

Pendidikan harus dipandang sebagai jalan keluar dan sebuah kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pendidikan juga harus dilihat sebagai wahana untuk meningkatkan kemampuan dalam memperoleh penghasilan yang lebih baik bagi siapapun. Pendidikan harus dapat dimanfaatkan pula untuk memajukan kesehatan lingkungan hidup dan mengembangkan keahlian teknis.

Tugas pemerintah/negara dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelayan masyarakat adalah memajukan pendidikan rakyatnya sesuai dengan amanat konstitusi. Investasi pada manusia melalui pendidikan akan menghasilkan return seperti halnya investasi pada aset yang lain. Tapi investasi di bidang sumber daya manusia masih memiliki nilai lebih, yaitu dapat membuka pikiran, gagasan tentang pembangunan secara meluas.

Amartya Sen pernah mengatakan bahwa pada masing-masing individu akan terjadi peningkatan kapabilitas sebagai hasil dari sebuah proses pendidikan, serta kebebasan sebagai hasil dari pembangunan. Kesimpulannya adalah bahwa proses pembangunan yang baik akan berjalan bila rakyat berperan sebagai para aktornya (rakyat sebagai subyek pembangunan)

Tugas negara/pemerintah hanya menciptakan iklim yang kondusif agar rakyat bisa bekerja secara bertanggung jawab, mandiri dalam mengurus rumah tangganya dalam arti yang luas. Wakil rakyat sebagai komisaris dalam sistem ketatanegaraan adalah sebagai pengawas agar produk-produk yang dihasilkan negara yang berupa regulasi dan pelayanan benar-benar efektif dan bermanfaat bagi rakyat yang diwakili sebagai para aktor pembangunan.

Inilah esensi kedaulatan rakyat berdasarkan konstitusi yang kita anut sebagaimana digariskan dalam UUD 1945. Supaya menjadi aktor yang baik, profesional, kompeten dan bermoral, maka pendidikan dan pelatihan harus selalu diberikan kepada rakyat, termasuk juga pelayanan kesehatan.

Akses kelembagaan, modal dan pasar harus dibuka seluas-luasnya agar aktifitas ekonomi rakyat dapat berkembang. Kalau rakyat selalu di posisikan sebagai obyek malah beban negara menjadi berat karena segala-galanya pemerintah harus mengurusnya, sementara itu tanggung jawab pemerintah sejatinya terbatas.

Dewasakan rakyat untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Bekal pendidikan yang diperolehnya akan menjadi landasan bagi dirinya untuk bekerja, berkarya dan berpresatasi tanpa harus selalu bergantung kepada pihak lain. Karya dan prestasinya ketika menghasilkan income, maka tingkat pendapatannya akan bertambah baik sebagai bentuk kemampuan daya belinya.

Daya beli yang makin membaik akan berpotensi menjadi sebuah tambahan kemampuannya untuk mengkonsomsi, menabung dan berinvestasi. Siklus seperti ini yang kita harapkan ketika menempatkan posisi rakyat sebagai jantungnya pembangunan.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS