Site icon TubasMedia.com

PTKI Medan Kewalahan Layani Permintaan Pelaku Industri

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

FOTO BERSAMA – Para tenaga pendidik dan staf Pendidikan Tinggi Kimia Industri (PTKI) Medan berfoto bersama di halaman PTKI terdiri dari Ketua Senat Akademik Drs Djadi Purba, Pembantu Kepala (PK) Bid Kemahasiswaan, Simon Petrus Sebayang Msi, PK Bid Keuangan Ir Hamdan S Bintang MM, PK Bid Akademika, Elvri Sitinjak ST,MT, Kepala Tata Usaha, Halomoan Simalango SE dan PK Bid Kerjasama, Ir Adil Barus Msi. di Medan.-tubasmedia.com/sabar hutasoit

MEDAN, (TubasMedia.Com) – Pendidikan Tinggi Kimia Industri (PTKI) Medan yang sesuai program akan dijadikan sebagai lembaga pendidikan yang mengarah ke spesialisasi industri sawit, kini kewalahan memenuhi permintaan pelaku industri. Pasalnya, jumlah siswa yang ditelorkan PTKI setiap tahun sangat jauh dari jumlah yang dibutuhkan pelaku industri.

Demikian obrolan tubasmedia.com dengan pimpinan PTKI Medan masing-masing Ketua Senat Akademik Drs Djadi Purba, Pembantu Kepala (PK) Bid Kemahasiswaan, Simon Petrus Sebayang Msi, PK Bid Keuangan Ir Hamdan S Bintang MM, PK Bid Akademika, Elvri Sitinjak ST,MT, Kepala Tata Usaha, Halomoan Simalango SE dan PK Bid Kerjasama, Ir Adil Barus Msi. di Medan, pekan silam.

Kepala PTKI, Ir H Mansyur MSi menjelaskan jebolan-jebolan PTKI umumnya sudah bekerja di beberapa pabrik kimia berkelas di dalam negeri seperti Pertamina dan sebagainya. Bahkan sebagian ada yang bekerja di luar negeri.

Dalam setahun, PTKI yang berada di bawah naungan Kementerian Perindustrian hanya mampu menelorkan 1.000 tenaga terampil yang menyandang gelar D-3 dan memang begitulah daya tampung PTKI.

Disebutkan bahwa dari sekitar 1.000 orang siswa yang ditelorkan PTKI setiap tahun, 95 persen diantaranya langsung diserap industri dan hanya 5 persen yang melanjutkan pendidikannya untuk meraih gelar S-1. ‘’Artinya, para siswa di PTKI, yang masih kuliah, juga sudah dipesan oleh pelaku industri untuk segera dipekerjakan jika sudah lulus. Umumnya sudah inden bahkan sejumlah perusahaan di Batam sudah wating list,’’ kata Elvri.

Para pimpinan PTKI ini sebenarnya ingin mengatakan jika jebolan PTKI sangat disenangi pelaku industri karena sudah siap pakai. Disebutkan pula bahwa terhitung tahun mendatang PTKI sudah masuk jenjang standar kompetensi nasional industri khusus untuk industri kelapa sawit.

Artinya, seluruh jebolan perguruan tinggi ini, selain mendapat ijazah, juga dibekali dengan sertifikat kompetensi, yang artinya pula, sebuah industri yang mempekerjakan tenaga terampil jebolan PTKI akan bergengsi karena pekerjanya sudah memiliki sertifikat kompetensi di bidangnya.

Ditanya bagaimana caranya agar PTKI bisa memenuhi permintaan pasar tenaga kerja yang begitu besar, Elvri menyatakan pihaknya perlu menambah peralatan kuliah yang antara lain berupa sarana laboratorium.

Dijelaskan bahwa jumlah jebolan yang ada saat ini disesuaikan dengan jumlah laboratorium yang hanya 22 unit sehingga untuk mengembangkan dan menambah lulusan PTKI, agar kebutuhan pasar tenaga kerja terlayani, seluruh sarana perlu dibenahi. Misalnya jumlah laboratorium harus ditambah serta melatih tenaga-tenaga yang professional.

Perguruan juga harus memberi kesempatan kepada para dosen untuk melakukan penelitian guna mengasah disiplin ilmunya dan mengirim para dosen untuk mengikuti seminar-seminar dan pelatihan bergengsi.

Selain itu dalam rangka mewujudkan rencana mempertajam spesialisasi bidang industri sawit, perguruan telah memiliki pabrik mini minyak kelapa sawit yang digunakan para siswa untuk praktek belajar dari hulu sampai hilir, khususnya untuk turunan CPO (minyak sawit).

Tidak boleh dipungkiri kata mereka, bahwa untuk mewujudnyatakan rencana ke spesialisasi industri turunan CPO, perguruan harus meningkatkan investasi sebab sejumlah peralatan laboratorium yang kelas dunia harus dibeli. (sabar)

Exit mobile version