Presiden Tolak Tawaran Pertukaran Tahanan Australia
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Presiden Joko Widodo menegaskan tidak akan melakukan pertukaran tahanan, seperti yang ditawarkan oleh pemerintah Australia melalui Menteri Luar Negeri, Julie Bishop. “Tidak ada (barter tahanan),” kata Presiden Jokowi saat ditanya warta di sela-sela perayaan Cap Go Meh di Bogor, Kamis (5/3/2015) sore. Hal yang sama ditekankan kembali oleh Jokowi saat ditanya wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menjelang keberangkatannya ke Jawa Timur, Jumat (6/3) pagi.
Seperti dipetik dari laman Seketariat Kabinet, Jumat malam, sebelumnya, Australia menawarkan pertukaran tahanan (prisoner exchange) tiga tahanan WNI dengan dua warganya, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, yang terancam dieksekusi sebagai terpidana mati narkoba, Meski menolak tawaran Australia itu, Presiden Jokowi menegaskan, ia akan tetap menjaga hubungan baik dengan negara tetangga dengan batasan-batasan yang harus dihormati satu sama lain.
Menurut Kepala Negara, hubungan baik dengan negara sahabat tetap memiliki batasan yang tidak bisa saling diganggu-gugat. “Kedaulatan hukum tetap kedaulatan hukum, kedaulatan politik tetaplah kedaulatan politik,” katanya. Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan reaksi keras yang disampaikan pemerintah Australia terkait rencana eksekusi hukuman mati kepada dua warga mereka. Ia menegaskan, hukuman mati adalah hukum kedaulatan Indonesia.
Dikemukakan, kejahatan narkoba di Tanah Air sudah sangat masif akibat praktik peredaran narkoba oleh para bandar dan mafia internasional. Ia menyebutkan, sudah jutaan orang meninggal karena narkoba, jutaan yang lain menjalani rehabilitasi, dan banyak di antaranya yang sudah tak mungkin bisa disembuhkan. “Korban-korbannya lihat, 4,5 juta. Jangan hanya dilihat yang dieksekusi saja,” katanya. (ril/ender)