Potret Buruk Infrastruktur

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

Ilustrasi

Ilustrasi

AKHIR-akhir ini, negeri kita tercinta dilanda sejumlah persoalan. Ya, itu persoalan hukum, politik, ekonomi, kerusuhan, tawuran dan lain-lain termasuk musibah seperti kecelakaan lalulintas dan ambruknya sejumlah jembatan yang menghubungkan desa satu ke desa yang lain.

Peristiwa ambruknya sebuah jembatan boleh dikata peristiwa biasa yang tidak perlu dipersoalkan. Atau bisa disebut kalau hal itu merupakan bencana alam yang setiap insan manusia tidak menginginkan peristiwa tersebut.

Tapi apakah ambruknya jembatan itu bisa dicegah? Jawaban pertanyaan ini tergantung pemangku kepentingan, artinya jika perawatan terhadap jembatan di sejumlah desa itu benar-benar diperhatikan, ambruknnya bisa diantisipasi sehingga tidak perlu merenggut nyawa manusia.

Tapi demikianlah adanya. Hampir dapat dipastikan pengelola negeri ini, sudah sejak lama tidak lagi konsentrasi memikirkan kepentingan umum, termasuk kepentingan infrastruktur. Para abdi negara sudah sibuk mengurusi masalah-masalah yang sangat ngepribadi atau kepentingan kelompok. Tepatnya mengurus kepentingan partai. Presisen SBY sendiri sudah tersita pikirannya mengurus Partai Demokrat yang kadernya terseret-seret melakukan korupsi

Kalau kita saksikan di layar kaca televisi dan kalau kita baca di surat-surat kabar, para pengelola negeri ini, baik eksekutif, legislatif dan yudikatif, seluruhnya larut membahas kasus pidana korupsi yang melibatkan sejumlah petinggi partai yang sedang berkuasa.

Bahkan diskusi dan perdebatan yang ditayangkan stasiun-stasiun televisi, sudah asyik mendebatkan kasus-kasus pidana korupsi dan saling membela solmet masing-masing kemudian menyerang lawan politiknya. Tidak lagi melihat kebenaran yang hakiki.

Akibatnya, mereka-mereka yang didaulat rakyat mengelola negeri, tidak ada waktu lagi memikirkan kepentingan rakyatnya, bahkan jauh-jauh hari sudah sibuk pula mempersiapkan tenaga dan dana untuk merebut kursi presiden.

Alhasil, seperti judul tulisan ini, kita menyaksikan potret buruk dari infrastruktur. Lihat tuh jembatan di beberapa desa yang melintang di atas sungai yang airnya deras, anak-anak sekolah dasar harus siap bergelayutan menantang maut di atas jembatan yang sudah rusak.

Seperi misalnya di Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, lebih dari 4.000 warga terancam terisolasi karena jembatan gantung yang putus itu, akses satu-satunya Kampung Kantalarang 1, Kantalarang 2 dan Kantalarang 3.

Demikian halnya jembatan sepanjang 20 meter yang menghubungkan dua kampung di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor ambruk membuat ratusan warga di sekitar terancam terisolir.

Ambruknya jembatan yang dibangun sejak tahun 2008 itu membuat warga terisolir karena kendaraan tidak bisa masuk ke kampung terebut. Sedangkan warga yang akan keluar dari kampung harus memutar terlebih dulu dengan jarak 10 kilometer. Tidak hanya itu saja, rumah warga yang berdekatan dengan jembatan ini juga terancam amblas.

Lalu masih maukah para petinggi negeri ini menyisihkan waktunya untuk memikirkan nasib rakyatnya? Kita tunggu saja***

CATEGORIES
TAGS