Perubahan

Loading

Oleh: Edi Siswoyo

Ilustrasi

HASIL perhitungan cepat Pemilukada DKI Jakarta 11 Juli lalu yang dilakukan lembaga survei benar-benar mengejutkan. Pasangan Joko Widodo – Basuki Tjahja Purnama memperoleh 42,59 persen suara pemilih, mengungguli Fauzi Bowo – Nachrowi Ramli yang meraih 34,32 persen. Hasil pilihan politik warga ibu kota Jakarta tersebut mengindikasikan rakyat Jakarta menghendaki adanya perubahan.

Meski hasil resmi belum diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta, tapi hasil perhitungan cepat itu sebagai manifestasi suara perubahan yang bergaung di hati masyarakat DKI Jakarta yang diwujudkan melalui–coblosan–kertas suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di berbagai tempat di wilayah DKI Jakarta .

Hasil lengkap perhitungan cepat yang dilakukan lembaga survei pasangan–cagub dan cawagub–Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memperoleh 42,59 persen suara. Pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli meraih 34,32 persen. Pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik Rachbini 11,40 persen, Faisal Basri-Biem Benyamin 5.07 persen, Alex Noerdin-Nono Sampono 4,74 persen dan Hendardji Soepandji-Riza Patria 1.88 persen. Tingkat partisipasi politik mencapai angka 64 persen.

Pemilihan umum–Pemilukada–merupakan instrumen yang disediakan negara demokrasi kepada rakyat untuk menjatuhkan pilihan politiknya. Melalui instrumen itu dapat diketahui kehendak rakyat–publik–ada pada titik change (perubahan) atau pada status quo (tidak berubah). Publik yang puas dengan kinerja pemerintah menjatuhkan pilihan pada titik status quo. Sedang publik yang tidak puas dengan kinerja pemerintah akan memutuskan pilihan pada titik change. Hasil Pemilukada DKI Jakarta tersebut menunjukan kehendak publik yang menginginkan adanya perubahan pemeritahan secara demokratis.

Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan DKI Jakarta, mensyaratkan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih adalah mereka yang yang memperoleh lebih dari 50 persen suara. Syarat tersebut belum bisa dipenuhi, sehingga dilaksasnakan Pemilukada putaran kedua yang diikuti pemenang pertama dan kedua.

Warga ibu kota Jakarta telah mampu menciptkan suasana damai dan menunjukan kedewasaan politik dalam Pemilukada putaran pertama. Keberhasilan itu tetap dibutuhkan untuk bersama-sama mewujudkan suara hati warga ibu kota Jakarta melalui Pemilukada putaran kedua yang direncanakan 20 September 2012. Semoga !***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS