Pertengkaran Politik Indonesia, Kosong dan Kering dari Ide

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pesta demokrasi Pemilu 2024 akan digelar 205 hari lagi dari saat ini. Namun dinamika politik masih sibuk membahas kulit dan bentuk, bukan tentang isi.

Pertengkaran politik tidak menyentuh substansi, masih sekitar mitra koalisi. Ini terlihat dari pertemuan yang tidak berisi, hingga kegiatan menonton pertandingan voli. Kelompok relawan-pun sibuk deklarasi, atau dampingi bacapres blusukan kesana kemari.

Hal itu dikatakan Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas), Sutrisno Pangaribuan kepada tubasmedia.com, Minggu malam di Jakarta.

Pertengkaran politik Indonesia yang kosong dan kering dari ide katanya karena para aktivis hanya mampu bermimpi untuk merebut remah-remah kekuasaan.

‘’Para aktivis kini pragmatis dan oportunis sehingga hanya mampu menjadi tim sukses dengan membentuk wadah relawan,’’ ucapnya.

Dinamika politik Indonesia-pun kata Sutrisno, saat ini diiisi oleh elit politik yang hanya berjuang untuk kepentingan kekuasaan diri sendiri dan kelompok politik masing-masing.

Pembahasan kebutuhan dan kepentingan rakyat sama sekali tidak penting bagi mereka. Akibatnya, partisipasi politik warga digerakkan oleh kepentingan pragmatis dan oportunis dengan pemberian hadiah atau janji, baik berupa uang, sembako, atau bentuk lainnya.

Tidak Menarik

Disebutkan oleh Sutrisno, rencana bacapres mengusung tema “keberlanjutan dan kesinambungan” atau tema lain “perubahan dan perbaikan”,  sama sekali tidak menarik bagi rakyat.

‘’Rakyat membutuhkan “sesuatu yang baru” yang tidak sekedar simetris atau asimetris dengan program Jokowi. Ketergantungan bacapres akan pengaruh Jokowi, baik yang pro maupun yang kontra membuat rakyat tidak bergairah. Rakyat butuh sosok pemimpin yang menjadi diri sendiri, lepas dari pengaruh dan bayang- bayang orang lain,’’ jelasnya.

Harus dicatat kata Sutrisno, bahwa kemenangan dalam pertarungan politik di pilpres 2024 akan ditentukan oleh koalisi bersama rakyat (koalisi besar). Koalisi besar bukan dengan jumlah parpol yang banyak apalagi gerombolan relawan sehingga bacapres saatnya menyampaikan ide, gagasan dan program politiknya.

‘’Rakyat sebagai pemilik suara membutuhkan tawaran konkrit dari bacapres tentang Indonesia masa depan, bukan hanya sibuk bermanufer, ribet tidak karuan,’’ tambahnya.

Bagi Kornas kata Sutrisno, Pemilu 2024 sebagai pesta demokrasi rakyat harus menyuguhkan pertengkaran politik yang kaya akan ide, gagasan dan program politik  sehingga rakyat akan berpartisipasi aktif secara ‘’

Dalam menentukan pilihannya, rakyat akan digerakkan oleh nilai, dipandu oleh etis moral. Bukan karena diberi hadiah atau janji, serta dibeli dengan uang dan sembako,’’ ujarnya. (sabar)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CATEGORIES
TAGS