Pengusaha Galangan Kapal Keluhkan Kebiasaan BUMN Membeli Pipa di Luar Negeri
MENDENGARKAN – Presiden RI Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo menyimak pertanyaan peserta dialog industri galangan kapal di Kawasan Industri Kabil, Kota Batam, Kepulauan Riau, Minggu (21/6/2015). Turut hadir bersama Presiden, (dari kiri) Kepala BKPM Franky Sibarani, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa serta Gubernur Kepri, Muhammad Sani. (tubasmedia.com/istimewa)
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pengusaha galangan kapal menyampaikan berbagai keluhan kepada Presiden Joko Widodo, terutama terkait Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang pembayaran dalam mata uang rupiah, mulai 1 Juli 2015, kebiasaan BUMN membeli pipa di luar negeri, izin pelayanan, dan otoritas Dewan Kawasan Industri.
Presiden Jokowi menanggapi positif keluhan para pengusaha itu, yang mengaku terus menurun produktivitasnya. “Saya minta list, kemampuan industri galangan kapal kita berapa. Jenis kapalnya apa saja,” katanya, ketika berdialog dengan pengusaha galangan kapal di PT Anggrek Hitam Ship Repair, Jalan Raya Pelabuhan Kabil, Kecamatam Nongsa, Batam, Kepulauan Riau. Perusahaan ini anak perusahaan Holotan Pte Ltd Singapura.
Presiden mengatakan takjub dengan kemampuan industri galangan kapal nasional, yang jumlahnya 250 perusahaan. Khusus di Batam terdapat 106 perusahaan.
Laman Setkab menyebutkan, Presiden mengatakan, industri galangan kapal Indonesia mampu membangun hampir semua jenis kapal, apakah kapal cargo, kapal penumpang, kapal tanker, hingga kapal roro. (ril/ender)