Pelemahan Pertumbuhan GDP Akan Pengaruhi Pasar Obligasi

Loading

obligasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Awalnya sesuai dengan jadwal pelaksanaan lelang SBSN tahun 2014, pada hari Selasa (11/11), Pemerintah akan melakukan Lelang Penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara.

Tetapi, sehubungan dengan telah terpenuhinya target pembiayaan dalam APBN tahun 2014 yang bersumber dari penerbitan Surat Berharga Syariah Negara di pasar perdana dalam negeri maka lelang tersebut ditiadakan. Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, di pekan kemarin, Pemerintah tidak melakukan lelang obligasi seri SUN maupun Sukuk.

Pemerintah terakhir melakukan lelang khususnya Sukuk pada minggu ke-4 Oktober (21/10) dimana telah dilakukannya lelang Sukuk Negara seri SPN-S 08042015 (reopening), PBS005 (reopening) dan PBS006 (reopening) melalui sistem pelelangan Bank Indonesia pada hari Selasa, tanggal 21 Oktober 2014.

“Total penawaran yang masuk sebesar Rp 3,56 triliun lebih tinggi dibandingkan lelang Sukuk di dua minggu sebelumnya yang senilai Rp3,45 triliun,” tutur Reza, Senin (17/11/14).

Ada pun jumlah penawaran lebih tinggi diraih seri SPN-S08042015 yang senilai Rp3,26 miliar dengan yield terendah yang masuk 6,69% dan tertinggi sebesar 7,75%. Sementara yield tertinggi yang masuk diraih oleh seri PBS005 sebesar 9,75%. Dari hasil lelang tersebut yang masuk, Pemerintah hanya memenangkan sebesar Rp1,49 triliun dengan yield masing-masing seri ialah SPN-S08042015 sebesar 6,73%; PBS005 (9,03%); dan PBS006(8,31%).

Masing-masing memiliki bid-to-cover-ratio sebesar 2,52x untuk SPN-S08042015; PBS005 (1,34x); dan PBS006(1,71x).Sementara untuk lelang SUN, terakhir kali dilakukan pada (4/11) dimana Pemerintah kembali menyelenggarakan lelang surat berharga negara dengan tiga seri yang ditawarkan.

Ketiga seri tersebut adalah SPN12150206 (reopening, TTM 0,26 tahun), SPN 12151105 (new issuance, TTM 1 tahun) dan FR0070 (reopening, TTM 9,37 tahun). Target indikatif yang ditetapkan pemerintah pada lelang kali ini tercatat hanya senilai Rp5,0tn. Total penawaran yang masuk kali ini tercatat oversubscribed empat kali lipat dibanding target indikatifnya atau senilai Rp22,7tn.

FR0070 tercatat sebagai seri yang paling banyak diminati peserta lelang dengan nilai penawaran sebesar Rp10,5tn atau mencakup 46,3% dari total penawaran yang masuk. Masih adanya imbas pelemahan pertumbuhan GDP akan mewarnai pergerakan pasar obligasi di pekan kedepan.

Di sisi lain imbas pelemahan tersebut dapat diimbangi dengan tetapnya BI rate sehingga tidak membuat pasar obligasi terlalu berfluktuatif.Masih adanya optimisme yang cukup tinggi dari pelaku pasar membuat laju pasar obligasi tidak terlalu terlihat melemah.

Di tengah minimnya rilis data-data ekonomi domestik di pekan depan, kami harapkan rilis data-data ekonomi makro dari global dapat lebih baik sehingga dapat mengimbangi minimnya rilis data dari dalam negeri. “Kami estimasikan jika kondisinya dapat positif maka diperkirakan laju pasar obligasi dapat bergerak menguat dengan minimal perubahan harga obligasi rerata sebanyak 20-25 bps.

Tetapi, jika sebaliknya maka harga obligasi pun akan berpotensi melemah hingga minimal rerata 10-12 bps. Untuk itu, tetap cermati perubahan sentimen yang ada,” jelas Reza.Di pekan ini, Pemerintah belum terdapat rencana melakukan lelang. (angga)

CATEGORIES
TAGS