Pelaksanaan TNI Manunggal di Purworejo
Laporan: Redaksi

Ilustrasi
PURWOREJO, (Tubas) – Pelaksanaan kegiatan TNI Manunggal Mambangun Desa (TMMD) Sengkuyung tahap II tahun 2011 Kabupaten Purworejo berakhir. Kegiatan ditutup yang dikemas melalui upacara, Minggu (30/10), di lapangan Kecamatan Bener. Pada kesempatan tersebut, hasil pelaksanaan kegiatan diserahterimakan dari Komandan Kodim 0708 selaku komandan satuan tugas, kepada Bupati Purworejo.
Komandan Kodim 0708 Purworejo Letkol Ade Andrian selaku Dan Satgas, melalui Perwira Seksi (Pasi) Teritorial Kapt Inf Bambang Wahyudi melaporkan, pelaksanaan TMMD Sengkuyung II tahun 2011 Kabupaten Purworejo dilaksanakan 10-30/10. Lokasi kegiatan di Desa Benowo Kecamatan Bener. Namun sebelum pelaksanaan dimulai, selama 30 hari (20/9-9/10) diawali pra TMMD.
Sasaran fisik berupa pengaspalan jalan dengan volume 2,5 X 2.500 meter. Namun dari volume tersebut hanya terdanai untuk volume 2,5 X 953. Namun melalui gotong royong dan swadaya masyarakat akhirnya terealisasi 2,5 X 1.300 meter. Sedangkan sasaran pengembangan berupa pengaspalan jalan 2,5 X 350 meter, rehab rumah warga 5 unit, dan pengecatan sebuah masjid.
Selain fisik, juga sasaran nonfisik berupa penyuluhan, pemutaran film, dan pasar murah. Materi penyuluhan tentang pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, kamtibmas, PPBN, pertahanan negara, agama, lingkungan hidup, pendidikan dan kebudayaan, dan penanggulangan bencana alam.
Setiap hari 140 tenaga kerja dikerahkan, terdiri dari 50 orang anggota TNI, 75 orang masyarakat Benowo dan sekitarnya, dinas terkait 15 orang. Kegiatan tersebut menghabiskan dana sebesar Rp 235 juta. Bersumber dari APBD propinsi Rp 105 juta, APBD kabupaten 35 juta, swadaya masyarakat Rp 60 juta, dan stimulan dari pemda Rp 35 juta.
Gubernur Jawa Tengah H Bibit Waluyo dalam sambutan tertulis yang dibacakan inspektur upacara, Bupati Purworejo Drs H Mahsun Zain MAg, mengungkapkan bahwa TMMD merupakan jatidiri bangsa Indonesia. Dikemukakan bahwa, kegiatan semacam itu di negara lain tidak akan dijumpai. “Kalau di negara lain, tentara sebagai mesin perang untuk mencapai ambisi negara, kalau perlu ekspansi. Namun di Indonesia, kemanunggalan TNI-rakyat merupakan senjata yang ampuh dalam menjaga kelanjutan berdirinya NKRI. Harmonisasi antara TNI, Polri dan rakyat harus terpelihara,” ungkapnya. (beni/ahmad)