Noda Pimpin Jepang
Laporan: Redaksi

Ilustrasi
JAKARTA, (Tubas) – Begitu terpilih sebagai ketua Partai Demokrat Jepang (DPJ), pada pemilihan Senin (29/8), maka hari itu juga dipastikan Yoshihiko Noda (54 tahun), akan memimpin Jepang sebagai perdana menteri.
Sebagai the ruling party, Ketua DPJ akan menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang, tentu melalui pemilihan di parlemen. Noda menggantikan PM Naoto Kan, yang mengundurkan diri sebagai Ketua Demokrat Jepang, beberapa waktu lalu.
Naoto Kan dan kabinetnya secara resmi telah mundur, Selasa (30/8). Dengan demikian Noda akan lebih leluasa memilih figur-figur yang akan duduk dalam kabinetnya. Buat dia tersedia ruang waktu untuk memilih anggota kabinetnya.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, Selasa, langsung menyampaikan ucapan selamat kepada Yoshihiko Noda atas terpilihnya sebagai perdana menteri baru Jepang dan menegaskan kembali hubungan antara kedua negara.
“Selama setengah abad terakhir aliansi AS-Jepang merupakan unsur sentral perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Pasifik dan bersama kita bisa menjamin stabilitas dan kemakmuran yang sama pada setengah abad berikutnya,” kata Obama dalam satu pernyataan.
Noda, kelahiran 20 Mei 1957, berasal dari keluarga biasa di Funabashi, Prefektur Chiba. Lulusan Universitas Waseda ini adalah salah seorang tokoh penting di tubuh DPJ. Dalam posisi di pemerintahan, terakhir dia menjabat sebagai Menteri Keuangan. Maka dalam pemilihan pimpinan DPJ (putaran) kedua, ia pun berhadapan dengan teman sejawatnya, Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Banri Kaieda.
Seperti diberitakan media massa, Noda akan menjadi perdana menteri ketiga sejak DPJ meraih kekuasaan setelah memenangkan pemilu bersejarah dua tahun lalu. Ia akan menjadi perdana menteri keenam Jepang hanya dalam waktu lima tahun, pada saat DPJ mengendalikan majelis rendah yang lebih kuat di diet/parlemen.
Kiprahnya di kementerian keuangan memukau terutama di bidang fiskal. Maka, ada kalangan yang menggelarinya sebagai “elang fiskal”. Kini, dia “terbang” menempati kursi pimpinan puncak partai berkuasa dan tentu saja pemimpin puncak negara.
Dalam pemilihan Senin lalu, dia mengumpulkan 215 dari 392 suara sah, sedang kandidat lainnya, memperoleh 177 suara, yang didukung oleh kekuatan “broker” DPJ, Ichiro Ozawa, pemimpin faksi terbesar dalam partai.
Dalam pidatonya, Noda berjanji untuk melakukan yang terbaik sebagai pemimpin DPJ. Ia mengatakan perlunya pembaruan persatuan di dalam partai dan sudah saatnya untuk mengatasi pertengkaran di dalam partai. Katanya, DPJ perlu bersatu, karena itu yang diinginkan publik.
Ia mengatakan, mengelola pemerintahan seperti mendorong bola salju ke atas bukit untuk membuat manusia salju. “Kita tidak boleh bertikai lagi, karena ini seperti bola salju yang jatuh kembali menuruni bukit dan semakin berat. Kita harus bekerja sama untuk mendorong bola salju kembali ke bukit demi publik. Dengan semua itu, saya akan bekerja, sehingga orang-orang Jepang tidak akan menyesal memilih kami sebagai partai yang berkuasa di Jepang,” katanya.
Sebagai PM Jepang, tentu Noda akan dihadapkan pada masalah berat, terutama terkait dengan dampak bencana gempa bumi disusul tsunami yang melanda timur laut Jepang pada 11 Maret lalu. Bencana kembar itu merusak banyak infrastruktur perekonomian Jepang, termasuk yang berkaitan dengan pusat pembangkut listrik tenaga nuklir Fukushima. Noda harus memenangkan perjuangan memberhasilkan rehabilitasi dan rekonstruksi akibat bencana itu. (emt)