Site icon TubasMedia.com

Motivasi Baik dan Buruk

Loading

Oleh: Aria Wijaya Kartosuwondo

311014-pangestu

UMUR seseorang semakin lama semakin tua, mulai dari lahir sampai detik ini umur tidak bisa kita elakkan dari apa pun juga karena memang umur pasti bertambah, berarti jatah hidup di dunia semakin berkurang.

Dalam melaksanakan kehidupan di dunia setiap manusia pasti mempunyai keinginan, sesuai perkembangan umurnya. Keinginan manusia bertahap dan berbeda-beda bukan hanya dibedakan dari segi umur dan jenis kelaminnya saja, juga dari keadaan sekitarnya dan minatnya. Keinginan timbul dari diri setiap pribadi, keinginan dapat terlaksana apabila mendapat dorongan dari dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu, kita mempunyai motivasi (semangat), yaitu: pendorong seseorang berbuat untuk mendapatkan sesuatu.

Sewaktu kecil keinginan manusia masih sangat sederhana dan sangat ringan, contohnya seorang anak kecil setelah nonton film perang dia ingin menjadi tentara, setelah lihat polisi dia ingin menjadi polisi, setelah melihat film adegan laga dia ingin menjadi pendekar, setelah pergi ke dokter dia ingin menjadi dokter. Keinginan anak kecil itu tidak ada beban bagi mereka untuk benar-benar menjadi apa yang mereka inginkan, karena belum timbul motivasi yang kuat di dalam dirinya, agar keinginannya tercapai.

Saat umur mulai bertambah, maka bertambah pula keinginan yang muncul di dalam diri kita. Motivasi yang timbul pasti juga berbeda–beda sesuai dengan keinginannya masing-masing. Contohnya: Seorang tukang tempe yang mempunyai 3 orang anak, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ia dapatkan hanya dari berjualan tempe saja. Pada suatu malam, saat waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, seperti biasanya si tukang tempe tadi mulai membuat tempe dengan harapan pada pukul 5 pagi tempenya sudah jadi, sehingga bisa dijual ke pasar dan bisa dibelikan bahan makanan untuk makan keluarganya.

Di saat waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi dia bergegas ke dapur untuk melihat tempenya dan ternyata tempenya belum jadi, bingunglah dia bagaimana dia bisa makan hari ini akhirnya dia berdoa dalam hati “ya Tuhan tolong jadikan tempe ini agar kami bisa makan hari ini”, dia terus menunggu sampai pukul 9 pagi dia kembali melihat tempenya dan ternyata tempenya masih belum jadi. Dia berdoa lagi dalam hati “ya Tuhan tolong jadikan tempe ini agar kami bisa makan hari ini”, dengan lesu dia keluar dari rumah untuk melihat apakah masih ada pembeli di pasar, saat dia berjalan melewati kerumunan orang di sana, ada seorang anak muda dari suatu universitas ingin mencari tempe yang belum jadi, langsung saja si tukang tempe tadi menarik anak muda tersebut dan diajaknya ke rumahnya.

Sampai di rumah dia langsung bergegas ke dapurnya dan sebelum dia membuka tempe itu, dia berdoa lagi: “ya Tuhan tolong jangan jadikan tempe saya!” Akhirnya si pemuda membeli semua tempe yang belum jadi, sehingga keluarga tukang tempe bisa makan hari itu”. Tukang tempe itu mempunyai keinginan yang berubah dalam waktu singkat, tetapi motivasinya tetap untuk bertahan hidup atau menghidupi keluarganya.

Awalnya ketika masih kanak-kanak keinginan dipenuhi oleh orang tua. Semakin umur bertambah, manusia mempunyai kewajiban untuk memenuhi keinginannya sendiri. Disinilah muncul motivasi untuk berbuat sesuatu karena ingin memenuhi apa yang menjadi cita-cita. Motivasi yang timbul di dalam diri manusia dipengaruhi dari cara berpikirnya. Apabila pikiran manusia sudah terbiasa diarahkan berpikir yang baik-baik, dengan sendiri motivasi menjadi baik. Bagi mereka yang biasa berbuat baik, ia akan selalu bersyukur pada apa pun yang dihasilkan, walau keinginannya belum semua terpenuhi. Akan tetapi bisa juga motivasi yang timbul di dalam diri manusia adalah motivasi yang buruk, sehingga menghasilkan perbuatan yang buruk atau tidak baik.

Hal yang terpenting adalah jangan sampai kita kehilangan motivasi. Setiap orang harus mempunyai mental yang kuat, pengetahuan yang memadai, keterampilan yang mendukung agar tidak terjadi demotivasi. Di jaman yang sangat modern ini kebutuhan hidup yang sangat banyak mengharuskan kita selalu termotivasi terus mengejar cita-cita untuk mencapai kesuksesan, karena kesuksesan itu adalah hasil dari usaha yang terus-menerus tanpa ada rasa menyerah dan berputus asa. Jangan takut mempunyai keinginan, jangan takut mempunyai cita-cita, dengan melakukan kewajiban-kewajiban kita di dunia ini, dan harus terus berusaha dan membangun watak positif atau berbudi pekerti baik. Oleh karena, jika seseorang memiliki budi pekerti yang baik, maka keinginan dan motivasinya juga baik.

Tulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui atau mengaku sudah hebat dan sudah bisa menjalankannya, tetapi saya pribadi masih terus belajar, masih terus berusaha agar semua keinginan yang timbul di diri kita dapat berguna bagi keluarga, bangsa dan negara yang dilandasi berbakti kepada Tuhan. Semoga tulisan ini bisa kita renungkan bersama apakah motivasi yang timbul di dalam diri kita yang menghasilkan keinginan ini adalah motivasi yang baik atau motivasi yang buruk.***

Exit mobile version