LHI Diberitahu Ada Fee Rp 40 Miliar

Loading

Oleh: Marto Tobing

Marto Tobing

Marto Tobing

AHMAD Fathanah (AF) melaporkan kepada Luthfi Hasan Ishaaq (LHI) ada fee (komisi) Rp 5000 per kilogram dari kuota 8000 ton atau total senilai Rp 40 miliar. Saat dilaporkan soal komisi, status LHI saat itu menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pengakuan ini dinyatakan AF tersangka kasus suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan) saat bersaksi dalam persidangan perkara atas nama terdakwa Arya Abdi Effendy (AAE) selaku Direktur Operasional PT. Indoguna Utama (PT.IU) dan Juard Effendi (JE) selaku Direktur Human Resourses Development dan General Affair PT. IU yang disidangkan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (17/5). Sidang majelis hakim yang diketuai Poerwono Edi Santosa itu juga menghadirkan saksi-saksi utama yaitu Menteri Pertanian (Mentan) Suswono, LHI, penerima aliran dana Maharani Suciono (MS) juga penyelidik KPK Amir Arif (AA) dan Andi Wina Yulianto (AWY).

Di persidangan AF mengaku berprofesi sebagai broker yang saat itu mengurus izin kuota impor daging PT. IU. Dalam rekaman percakapan antara AF dengan LHI terungkap AF memberikan informasi ada komisi Rp 40 miliar untuk kuota 8000 ton. LHI menimpali kalau begitu akan diajukan 10.0000 ton. AF pun mengomentari berarti nilai totalnya Rp 50 miliar.

Pertemuan mulai diatur. Pada tanggal 11 Januari 2013 sektar pukul 06.00 pagi mobil yang ditumpangi Mentan Suswono bergerak dari Hotel Santika menuju Hotel Arya Duta Medan Sumut. Suswono diminta LHI koleganya yang menjadi Presiden PKS untuk bertemu.

Pada hari yang sama tapi waktunya lebih pagi lagi, di Hotel Arya Duta Medan orang yang membantu mengurus perizinan kuota impor daging PT. IU menelepon Maria Elizabeth Liman (MEL) untuk memastikan agar siap-siap bertemu dengan Mentan Siswono. MEL adalah Dirut PT. IU yang saat ini sudah menjadi tersangka kasus dugaan suap kuota impor daging sapi.

MEL memang berangkat ke Medan bersama Elda, AF, Soewarso (sahabat Suswono) dan para petinggi PKS lainnya. Missinya untuk menyampaikan data soal perkembangan krisis daging termasuk fenomena bercampurnya daging sapi dengan daging celeng dan tikus. “Siapa yang menyediakan akomodasi ke Medan?” tanya Ketua Majelis Hakim Poerwono Edi Santosa.

“Saya dong Pak. Kalau pebisnis itu, kalau di hotel ya saya yang bayar,” ujar MEL dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (15/5). Kesaksian ini disampaikan dalam sidang perkara dugaan suap kuota impor daging atas nama terdakwa AAE dan JE dan General Affair PT. IU MEL, Suswono, Soewarso dan AF kemudian menuju ke kantor LHI. “Saya sampai di kamar ada Pak Luthfi. Kira-kira dua menit datang Suswono dan Soewarso.

Jadi diperkenalkan ini Ibu Elizabeth, saya dikatakan Ketua Aspidi (Asosiasi pengusaha Importir Daging Indonesia),” jelas MEL. Mereka kemudian makan pagi di kamar LHI. MEL mengeluarkan makalah satu eksemplar. “Saya berikan kepada Pak Menteri agar dikaji,” kata MEL. MEL adalah salah satu pendiri Aspidi 20 tahun silam. “Sekitar 27 tahun lalu asupan daging kita 50 gram per tahun. Waktu itu kami coba naikkan suoaya keturunan kita lebih bagus otaknya. Setelah 20 tahun asupan naik 2,2 kilogram tapi setahun terakhir turun 1,9 kilogram, itu pun bercampur celeng dan tikus,” ujarnya.

“Hati saya miris maka saya ketemu Pak Menteri,” lanjutnya. Namun pertemuan yang dinantikan itu justru membuat ia gusar. Menteri marah dengan data yang disajikannya. “Katanya data tidak absah,” jelas MEL menirukan amarah Menteri Pertanian.

MEL pun berusaha menunjukkan kesalahan perhitungan dari Kementan dan Badan Pusat Statistik (BPS). Namun hal itu tidak menggoyahkan prinsip Mentan. MEL juga menyampaikan saat ini banyak sapi betina lokal yang produktif dipotong. “Saya sampaikan 100 persen keprihatinan ini sebagai orang Indonesia, saya sedih melihat kondisi ini,” tuturnya. MEL marah datanya dianggap tidak valid. “Menterinya pergi ya saya minggat,” katanya.

Dua hari setelah menjadi saksi, Suswono pun datang ke Pengadilan Tipikor Jakarta untuk dimintai keterangan. Dia mengakui sempat marah terhadap MEL yang membawa data tidak valid. “Beliau sampaikan data produksi, juga sampaikan ada data yang salah di Kementan sehingga beliau sampaikan data baru,” kata Suswono. Suswono hadir dalam pertemuan di Medan karena diminta PKS dalam safari dakwah.

“PKS minta saya dihadirkan karena ada dialog dengan para tokoh di Medan,” ujarnya. Malam sebelumnya ia sudah mendapat informasi dari rekannya yaitu Soewasono bahwa ada pelaku usaha yang akan mengajak bertemu. “Saya katakan kepada Elizabeth, bagaimana bisa yakini data ini.

Kami pakai data ilmiah dari IPB (Institut Pertanian Bogor). Kaji dulu, kalau perlu lakukan seminar dulu,” ujar Suswono. Pertemuan pun hanya berlangsumng sekitar 20 menit. LHI mengatakan tidak ada pembahasan soal kuota impor. Dalam pertemuan itu murni untuk membicarakan keresahan masyarakat soal krisis daging. Dalam sidang itu, krisis daging tersebut kemudian memunculkan isu tentang celeng dan tikus. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS