KPU Galakkan Sosialisasi Siasati Golput
Laporan: Redaksi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akan bekerja keras mengurangi jumlah golput pada Pemilukada putaran kedua yang mengusung pasangan Jokowi-Ahok dengan Foke-Nara pada tanggal 20 September mendatang.
Pada putaran pertama Pemilukada DKI Jakarta dengan enam pasangan peserta, jumlah masyarakat golput (tidak memilih) menurut beberapa lembaga survei lebih dari 40 persen. Malah ada yang menyebutkan, bila ditambah dengan yang rusak atau salah, jumlah suara yang tidak berpartispasi lebih dari 50 persen.
Sementara itu, angka golput pada putaran pertama Pilgub DKI Jakarta versi KPU mencapai 2,5 juta suara atau 36,7 persen. Begitu besar angka suara golput, sehingga KPU DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai strategi untuk menekan angka itu pada putaran kedua nanti.
Ketua Pokja Sosialisasi, Pemungutan dan Penghitungan Suara KPU DKI, Sumarno mengatakan, mereka sedang memetakan, daerah mana saja yang tingkat partisipasinya rendah pada putaran pertama. Untuk daerah itu, sosialisasinya akan digencarkan. Ada kelurahan yang partisipasinya jauh rendah dibanding kelurahan lainnnya.
Pada Pemilukada putaran kedua nanti media-media sosialisasi yang akan digalakan dalam bentuk baliho, spanduk dan iklan di media cetak. Untuk pemasangan media sosialisasi ini akan dimulai setelah Lebaran., karena waktunya lebih satu bulan setelah lebaran sebelum pemilihan, pensosialisasian akan lebih baik. Dan sebaliknya kalau dipasang sekarang atau dipercepat, kemungkinan nanti sarana pensosialisasian malah rusak atau sobek.
Selain media sosialisasi seperti baliho dan spanduk, pada putaran kedua KPU DKI juga akan mengupayakan sosialisasi melalui iklan di televisi, meski tidak ada anggarannya. “Yang sedang kami upayakan adalah iklan di televisi, dari anggaran memang tidak ada. Tetapi kami upayakan untuk bisa beriklan di televisi karena kami melihat itu lebih efektif,” kata Sumarno.
Sementara yang berbeda dengan putaran pertama, menurut Sumarno pada putaran dua nanti KPU DKI tidak akan sosialisasi dalam bentuk tatap muka, maupun panggung hiburan, goes to school, goes to mall, roadshow, atau pun ceramah.
Dana untuk sosialisasi terbatas, harus pandai-pandai memilih waktu, tema dan media untuk sosialisasi. Menurut dia pada putaran pertama biayanya bisa mencapai Rp 20 miliar, sedangkan untuk putaran kedua rincian dananya belum diketahui. (aru)