Kontribusi BPKIMI Ditujukan Mengurangi Impor Bahan Baku

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

SEMINAR – Tampak Kepala Pusat Pengkajian Teknologi dan HKI, Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Indusri (BPKIMI) Kemenperin, Zakiyudin (kiri), Deputi Kepala BPPT Bidang TIRBR, Br Ir Erzi Agson Gani Meng (dua dari kiri) moderator Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Ir Teddy C Sianturi (dua dari kanan) dan Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park, Gampang Sarwono (kanan), tampil pada seminar sesi pertama.- tubasmedia.com/sabar hutasoit

SOLO, (tubasmedia.com) – Salah satu kontribusi BPKIMI dalam pengembangan industri nasional yang ditujukan untuk mengurangi impor bahan baku dan barang modal serta akselerasi hilirisasi industri yaitu dengan meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengembangan serta perekayasaan.

Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Pengkajian Teknologi dan HKI, Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Indusri (BPKIMI) Kemenperin, Zakiyudin pada seminar “Sinergi Pengembangan Industri Melalui Penerapan Teknologi Manufaktur” di Solo Techno Park, Solo, Kamis.

Selain Zakiyukin, panitia juga menampilkan dua pembicara lain pada sesi pertama Deputi Kepala BPPT Bidang TIRBR, Br Ir Erzi Agson Gani Meng dan Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park, Gampang Sarwono yang dipandu moderator Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Ir Teddy C Sianturi.

Menurutnya, kegiatan penelitian dan pengembangan serta perekayasaan diarahkan pada antaralain substitusi impor bahan baku/penolong terutama yang raw material-nya tersedia di dalam negeri, teknologi proses (energi) yang lebih efisien, maupun produk-produk yang lebih ramah lingkungan (dalam arti menggunakan bahan-bahan yang terbarukan dan non hazardous serta minimum waste); teknologi pengendalian pencemaran lingkungan sejalan dengan konsepsi pembangunan industri hijau yang sedang digalakkan dan merupakan trend pasar global.

Industri manufaktur menurutnya telah mencapai taraf industri kelas dunia, yang didukung oleh sumber daya produktif, daya kreatif serta kemampuan kompetensi inti industri daerah.

Kegiatan litbang di lingkungan BPKIMI, Balai Besar, dan Baristand Industri katanya, dapat menghasilkan teknologi yang dapat secara langsung diterapkan/digunakan oleh sektor industri.

Ditekankan bahwa lebih mengefektifkan litbang industri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh dunia usaha industri serta meningkatkan nilai tambah sumber daya alam yang ada kan memberikan motivasi kepada para peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi industri.

Jika hal itu ditempuh, akan dapat meningkatkan daya saing internasional, memperkuat, memperdalam dan menyehatkan struktur industri sekaligus juga memenuhi kebutuhan dalam negeri dan substitusi impor.

Dampak positif lain yang dirasakan adalah meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, membangun iklim usaha industri yang kondusif, mempercepat pengembangan wilayah dan memperkokoh konektivitas ekonomi nasional.

Selain itu juga akan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan kemampuan riset untuk pengembangan dan inovasi serta mendorong aplikasi teknologi serrta dapat menciptakan wahana penggerak bagi upaya modernisasi kehidupan dan wawasan budaya masyarakat serta menjaga keutuhan NKRI.

Di bagian lain uraiannya diikatakan seimbangnya sumbangan IKM terhadap PDB dibandingkan sumbangan industri besar diakibatkan kuatnya jaringan kerjasama (networking) antara IKM dan industri besar, serta industri di dunia.

Semakin kuatnya keterkaitan antara sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya menurutnya akan semakin menambah kokohnya struktur industri di dalam negeri serta semakin beragamnya jenis produk industri yang diekspor. (sabar)

CATEGORIES